Campione! Volume 1 - Chapter 1

Liburan di Roma


Bagian 1

Ini misterius kalau warna langit pun berganti dengan lambat melintasi berbagai negara.

Langit saat ini yang Kusanagi Godou lihat melalui jendela bandara tidak mempunyai ujung tak menentu dari kedalaman langit biru Jepang. Langit negara-negara latin, seolah menembus cakrawala, sebuah warna biru terang yang mengagumkan.

Mengalihkan matanya kembali ke depan, apa yang ia lihat adalah desakan orang-orang berbeda dengan kebangsaan bermacam-macam yang menjelajah di mana-mana.

Sebuah pemandangan yang jarang bisa terlihat di Jepang.

——Bandarra Fiumicino.

Juga dinamai Bandara Leonardo-da-Vinci. Ini adalah bandara nasional ibu kota Italia, Roma.

Dan bukan karena rekreasi sekolah kalau ia datang kemari. Jadi pada waktu itu, Godou adalah satu-satunya murid SMA di sekitar sini.

"Meski aku pastinya tak peduli datang lagi ke sini selama setengah tahun lamanya..."

Godou bergumam sambil melihat-lihat lalu lalang yang semakin padat melewati terminal bandar.

Setelah berada di pesawat yang berguncang selama dua belas jam, ia akhirnya tiba di negara Latin ini. Karena kelelahan dengan duduk di pesawat dan daerah waktu yang berbeda, tubuhnya terasa benar-benar lemah.

"Ini pastinya bukan pertama kali, atau kedua, tapi gadis itu tidak benar-benar peduli tentang keadaan orang lain."

Sementara menguap, ia mencoba menemukan wajah yang tak asing di dalam kerumunan.

Target pencariannya tidak harusnya jadi sulit sampai-sampai salah orang.

Rambut pirang cerahnya mirip pada mahkota yang menyilaukan. Kecantikannnya jauh lebih hebat dari gadis manapun di ingatan Godou. Dan yang terpenting kalau semua orang akan dengan jelas memandang padanya, memiliki sikap yang tidak seperti siapapun yang lain——

Jika dia dekat, ia akan langsung menyadarinya.

Tapi seseorang yang ia cari——Erica Blandelli——tidak muncul.

Dari orang-orang yang memakai setelan kerja pada pelanggan yang dengan kasar membawa tas menuju kelompok turis langsung, ia dikepung oleh orang-orang dari segala arah, tapi ia masih tidak bisa melihat Erica.

......Ini mengatakan kalau setidaknya semua orang Italia memiliki kebiasaan buruk untuk tiba lama setelah jam yang ditetapkan.

Tapi dalam kasus Erica, kebiasaan terlambatnya tidak benar-benar bukan karena latar belakang etnisnya, namun hasil dari kemalasannya sendiri.

Setelah mengenalnya selama beberapa bulan, Godou sangat yakin itu.

Lagipula, Erica Blandelli tidaklah gampang malas. Selain menjadi egois, caranya yang selalu menggoda orang lain untuk bersenang-senang membuatnya jadi wanita yang mementingkan dirinya sendiri.

Contohnya, hari sebelum ketika ia tiba-tiba menerima panggilan ini.

"Dengar, alangkah baiknya jika kau bisa datang ke sini langsung. Itulah situasinya, jadi persiapkan dirimu untuk mengambil penerbangan pertama besok pagi. Aku akan menyambutmu di bandara."

Itu menjadi garis pembukaannya.

Ini akhir Mei, di siang akhir pekan. Ia menerima telpon di hari jumat pukul 4 sore lalu.

"Ada apa dengan 'itulah situasinya' kalau kau datang? Aku gak punya kewajiban untuk peduli dengan keadaanmu. Juga, aku ada rencana sendiri, jadi pergilah dan temukan orang lain."

Kenapa dia menelponnya tiba-tiba, wanita itu...

Godou membalas secara dingin sambil ia meninggalkan sekolah untuk pulang.

"'Karena aku benar-benar merindukanmu' akan jadi jawaban yang jelas, bukan? Kau juga harusnya sangat mencintaiku sampai tidak bisa menahannya, jadi bukankah ini rencana hebat?"

"Tidak, aku tidak benar-benar merindukanmu. Hentikan dengan pemalsuan tentang perasaanku... Pokoknya, terakhir kali aku melihatmu adalah dua minggu lalu, tidak sampai setengah bulan, dan untuk dua orang yang terus tinggal di Tokyo dan Milan, ini tidak mungkin melihat satu sama lain sesering itu."

Ia mengeluh dengan sebiasa mungkin.

Godou sudah terbiasa pada sikap tak tahu malu wanita itu. Tetapi ia tidak boleh mengijinkan dirinya untuk terjebak dalam langkahnya.

"Ya ya, ini wajar saja setelah tidak bisa bertemu selama setengah bulan, Godou yang malang. Menghabiskan waktu tinggal berjauhan dari orang yang kau cintai menghasilkan dalam perasaan gelisah dan khawatir, adalah sesuatu yang bisa aku kasihani bersama satu-satunya juga jadi... Mengenai hal ini, karena aku juga punya beberapa ide untuk memperbaiki situasinya, tolong tetaplah berharap. Jadi tentang rencana besok——"

Tanpa memperhatikan pada orang lain, Erica tetap melanjutkan dengan pembicaraannya.

Seperti yang diperkirakan dari wanita dengan tujuh belas tahun pengalaman dengan sikap egois, dia tidak peduli dengan keadaanku sama sekali.

"Jangan katakan lagi, Erica, cukup sampai di sini. Jika kau mau untuk menjelaskan semuanya dengan jelas dan lambat, dari awal sampai akhir, aku akan mendengarkanmu, tapi jika kau tidak mau, aku akan tutup sekarang."

"Seperti yang aku duga darimu. Kamu menolak undanganku meski ini dariku. Kamu satu-satunya orang yang tidak akan mengambil umpan...... jadi, aku masih belum mengencani laki-laki lain, tapi aku tidak akan salah."

Erica menjawab dengan suaranya yang penuh kegembiraan.

Godou hanya bisa mengerut, meski dia tahu apa yang Erica katakan ada maksudnya.

Sikapnya seburuk biasanya...... walau mengetahui sifat iblisnya, jumlah laki-laki yang dia tolak sungguh tinggi.

"Lalu aku akan mengatakannya sekali lagi. Kusanagi Godou, aku harap kalau kamu akan langsung datang ke Italia. Aku butuh bantuanmu. Mungkin akan sulit untukku menyelesaikan masalah ini dengan kekuatanku sendiri, jadi pikirkanlah baik-baik hal ini. Aku, Erica Blndelli, bersumpah atas kehormatanku kalau aku tidak berbohong padamu."

Dia tiba-tiba serius tentang itu.

Selanjutnya dia menggunakan 'kehormatannya'. Setelah bersumpah dengan itu, dia tidak akan berbohong tidak peduli apapun. Karena bagi Erica Blandelli, kehormatannya lebih penting dari apapun yang lain.

——Mau bagaimana lagi, Godou mendesah.

Meskipun Erica memang orang yang banyak tingkah, seseorang tidak akan peduli tentang pemikiran orang lain, seseorang yang suka menggoda dengan orang-orang dan memiliki kepribadian iblis, dia masihlah orang baik yang banyak menyelamatkan hidupnya.

Karena dia sudah mengatakan sebanyak itu, ia tidak punya pilihan tetapi menerimanya.

"......Aku mengerti. Aku akan melakukan seperti yang kau katakan, jadi jangan lupa untuk menjemputku."

"Jawabanmu benar-benar membuatku senang, mungkin Tuhan memberkahi jiwa kesatriamu."

"Jadi apa yang harus aku lakukan? Aku pikir aku sudah tahu, tapi aku masih ingin menegaskan kalau aku tidak akan membantumu melakukan apapun yang meragukan."

"Tentu saja, kamu hanya perlu menjaga sikap seorang raja, dan bertarung sebagai raja. Sisanya, kamu bisa percaya denganku......meski; ini hebat kalau aku tidak perlu untuk percaya pada kartu as-ku kali ini. Aku akan merasa gak enak setelah menggunakannya."

"Kartu as?"
 Setelah mendengarkan Erica mengatakan kata-kata
berbahaya seperti itu, Godou terkejut.

"Kamu benar, karena aku pikir kalau kau, Godou, memiliki kewajiban untuk menerima semua permintaanku, bukannya kamu setuju?"

"Setuju atau tidak, jangan tertawa, kenapa aku akan menerima seluruh permintaanmu yang hanya seorang teman......"

"——padahal kamu sudah......"

Erica berbisik.

Ini adalah bisikan iblis yang hanya menikmati bermain dengan manusia. Godou dengan refleks ingin kabur.

"Meskipun ketika kau sudah mengambil kesucianku, teganya kamu. Apa kau melupakan nafsu kita di malam lalu di Sicily?"

"I-Itu suatu keadaan yang dipaksakan pada kita, cuma hasil dari minat kita berdua. Ini bukan seperti aku ingin melakukan itu......"

"Ya, itu benar, berharap dari bawah hatiku, aku memberikan kesucianku. Dan langsung setelah itu, kau tiba-tiba jadi sangat dingin padaku...... kamu pikir kalau tidak perlu ada makanan ikan setelah dikaitkan, ya?"

Meski dia tetap mengeluh, Erica terdengar benar-benar bahagia.

Kau iblis! Godou diam-diam mengutuknya.

"Jangan mengatakan hal yang bisa jadi salah paham dengan mudah, itu terlihat seolah kita memiliki hubungan rahasia! Jika orang lain mendengar ini, mereka pastinya akan salah paham!"

"Tapi ini hubungan rahasia! Setelah itu pun, bibir kita bertemu lagi dan lagi, tubuh kita di atas satu sama lain——"

"Itulah kenapa aku memintamu untuk berhenti menjelaskannya secara ambigu!"

"Oke, jawabanku ini: jika aku kebetulan memberitahu adik kecilmu tentang apa yang terjadi di antara kita, apa yang kau pikir mungkin terjadi?"

Godou menyadari kalau ia sudah kalah.

Meski apa yang Erica katakan telah ditambahi bobotnya, ini semua nyata. Dan Godou Shizuka yang cerewet mengetahui tentang itu. Jika itu terjadi, ia akan berada di dalam jurang.

Pada saat itu, Erica yakin hampir tertawa dari lautan yang jauh di luar negeri.

Pikiran Godou membentuk gambaran yang sangat jelas dari gadis cantik yang membuat senyum egois kemenangan.

"Ka-Kau tidak benar-benar ingin menggunakan ini untuk memerasku, kan?"

"Tak usah khawatir, jika kau menunjukkan ketulusan hatimu, aku pastinya tidak akan memberikan adikmu masalah. Aku bersumpah atas kehormatanku."

"Jangan bersumpah atas kehormatanmu seperti itu! Bukankah hal hina seperti pemerasan sungguh berbanding terbalik?"

Dan hanya seperti itu, penjelajahan mendadaknya ke Italia pun datang.

Godou, yang kembali pulang sehingga ia dapat menyiapkan barang-barangnya, membuka kotak pos tanpa ragu-ragu.

......Benar, surat yang tiba dengan pos penerbangan.

Pengirim adalah Erica Blandelli.

Surat yang memuat tiket pesawat dari Bandara Narita ke Roma.

Surat ini tidak ditempatkan dengan normal. Ia bisa menebak karena tidak ada perangko di sana.

Jika bukan keraguan Erica dari cabang Tokyo [Satuan Kesatria] yang mengirim ini dengan rahasia, itu akan dikirim dengan cara yang lebih aneh——sesuatu seperti [Sihir], dikirim langsung dari Milan, Italia. Tak ada keraguan tentang itu.

"Aku minta maaf, apa kamu......"

Godou, yang tidak bisa menemukan Erica dan merenung dengan diam, terganggu oleh kata-kata bahasa Jepang.

Tidak hanya pengucapan yang lancar, tapi juga sangat tepat.

"Rambut hitam, mata hitam, 180cm tingginya; meski penampilannya lumayan, ada kekurangan sampai dua puluh point yang diambil dari wajahnya...... kamu Kusanagi Godou-san, benar?"

Seseorang yang mengatakan itu adalah wanita berambut hitam, sekitar dua atau tiga tahun lebih tua dari Godou.

"Namaku adalah Hayama Arialdi, dan atas perintah Erica-sama, aku datang kesini untuk menjemputmu. Mohon bantuannya."

"Mohon bantuannya...... permisi, tapi itu ucapan tak sopan tadi, itu dari Erica, benar?"

"Ya. Jadi ini benar-benar kamu. Untunglah."

Arianna-san sendiri tidak nampak menahan sakit hatipun.

Kecil lebih dari 160cm dan dengan senyum hangat, dia tidak berbeda sekali dari gadis Jepang biasa. Dia juga benar-benar cantik karena udara anggun di sekelilingnya.

Dia kelihatan begitu tak berbahaya yang tak mungkin berpikir dia akan berkaitan pada Erica bagaimanapun juga.

Atau mungkin dia hanya terlihat seperti seorang yang tidak akan membunuh hama dari luar, sementara dalam kenyataan dia memegang kekuatan tiada bandingnya, seperti binatang yang menyembunyikan taringnya?

"Kau mungkin menduga dari namaku, tapi kakekku lahir di Jepang. Itulah mengapa menjadi pembantu telah diserahkan padaku. Panggil saja Anna. Semua teman-temanku juga memanggil begitu."

"Lalu kau juga bisa memanggilku Godou juga. Meski teman-temanku tidak memanggilku begitu, setidaknya Erica pengecualian."

"Aku mengerti, Godou-san."

Anna menunjukkan senyum riang.

Seperti teratai yang bergoyang di bawah angin sejuk, penampilannya sangat menawan.

Meski jika dia memanggil Erica dengan akhiran '-sama', dia menjadi anggota kelompok yang tidak bisa menyadari perbedaan zaman dan masih menyatakan diri mereka penyihir dan kesatria.

"Kau tidak terlihat seperti sahabat Erica; lebih seperti orang biasa."

"......Ah, jadi kamu juga berpikir begitu? Sejak aku tidak punya kemampuan, aku masih seorang pelatihan. beruntungnya, aku jadi pembantu Erica-sama, dan dia membuatku langsung jadi bawahan."

Anna-san memang terlihat sangat muda dan biasa. Tidak ada apapun tentangnya yang nampak aneh.

Dia mengatakan kalau dia masih pelatihan, dan Godou bisa sangat setuju.

"Tapi menjadi bawahannya langsung......terdengar benar-benar sulit. Bukannya itu berbahaya?"

"Ah, tidak, aku hanya membantu rutinitas kesehariannya, jadi tidak ada yang berbahaya, dan Erica-sama sangat kuat, jadi dia selalu melindungiku."

Membantu rutinitas kesehariannya...?

Bukankah dia maid yang agak lebih dari bawahan?



Dan Erica juga sangat malas, jadi tugas yang dia bisa kerjakan pastinya akan diserahkan pada Anna.

......Godou mulai mengasihani gadis yang lebih tua ini.

Memikirkan kalau Anna mungkin juga salah seorang dari mereka yang putus asa di bawah Erica, Godou memikirkan ia harus sedikit lebih baik padanya.

"Omong-omong, kenapa aku tidak melihat orang yang memanggilku ke sini?"

"Erica-sama sekarang menghadiri pertemuan penting. Dia akan menyusulmu ketika selesai, jadi biarkan aku membantumu sementara itu."

Tolong bantu semuanya, kata Anna. Dia kelihatan benar-benar bisa diandalkan.

"Apa Anna-san tahu apa yang Erica inginkan dariku? Orang itu tidak menjelaskan apapun dengan baik dan memanggilku. Sekarang pun, aku masih bingung."

"Aku sangat minta maaf, aku bahkan tidak tahu tentang ini. Aku hanya diberitahu kalau Godou-san adalah tamu terhormat Erica-sama dan kalau aku tidak bisa mengabaikan begitu saja......"

"Jadi begitu? Dia tidak memberitahu identitasku padamu?"

"Tidak......mungkin ini karena Godou-san adalah orang yang sangat penting? Mungkin itulah kenapa dia tidak masalah membiarkanku tahu."

"Aku tidak berpikir ini sesuatu yang penting. Sederhananya, aku cuma murid SMA Jepang yang dipaksa disuruh kemari, sehingga tidak harusnya jadi masalah."

Jika ada sesuatu yang salah, akan menjadi fakta kalau ini berat untuk dijelaskan siapa ia sebenarnya.

Tapi karena tidak ada alasan menyatakannya dengan terus terang, Godou tidak mengatakan apapun.

"Ah, berbicara seperti ini di tempat yang sesak terasa sedikit tak nyaman. Ayo pergi ke jalan. Apa ini pertama kali kalau Godou datang ke Roma?"

"Tidak, tapi kapanpun Erica memanggilku, aku tidak pernah punya waktu untuk istirahat tanpa peduli di mana kami pergi."

"Lalu kali ini, masih ada waktu, aku telah diminta oleh Erica-sama kalau kita bisa jalan-jalan sebelum dia kembali, jadi biarkan aku jadi pemandumu. Mobil sudah siap."

"Mobil, ya......jika ini mobil BMW mewah semacam itu dengan sopir, lalu tidak terima kasih, aku tidak terbiasa dengan mobil kayak gitu,"

Kapanpun Erica memilih mobil untuk kendaraan, ini hampir selalu mobil semacam itu.

Meski, ketika ia menanyakannya, dia menjawab kalau tidak memiliki pengalaman menaiki bus atau trem. Anna terlihat berbeda darinya, tapi......

"Aku tidak akan membuatnya semewah itu, dan aku yang akan mengemudi, jadi jangan khawatir."

Demi melepaskan kekhawatiran Godou, Anna tersenyum dan berjalan terus.

Dan apa yang terjadi setelah itu memenuhi Godou dengan kekaguman. Bagi Erica memilih seorang selayak Anna-san untuk membantu rutinitas kesehariannya - sungguh tidak bisa dipercaya!

Bagian penting bukan kalau dia sangat cermat, tetapi kalau dia adalah orang biasa.

......Namun, satu-satunya penantian Godou yang menyadari kalau ia mencapai kesimpulan ini terlalu cepat.

Bagian 2

Sebagai kediaman resmi dari House of Savoy[1] yang sedang berada dalam pembangunan ulang, Pertemuan dihelat di ruang yang luas di suatu hotel.

Meski ini masih siang hari, jendela ruangan tertutup dengan rapat, benar-benar menghadang pemandangan dari luar.

Di sekitar meja yang luar biasa lebar yang digunakan untuk konferensi berjumlah empat orang, termasuk Erica.

Pertama adalah dia —— Erica Blandelli.

Erica yang berumur enam belas tahun adalah orang termuda di sini.

Terdapat dua orang tua. Mereka adalah pemimpin [Old Dame] dan [Female Wolf]. Terutama di negara ini di mana dunia sihir tumbuh dengan baik, keduanya adalah pemimpin satuan Kesatria yang terkuat.

Memanggilnya dulu, mereka adalah Grand Master[2].

Dan orang yang terakhir adalah seorang pemuda.

Dia adalah pemimpin muda yang mengepalai satuan Kesatria [Capital of Lilies], dan harusnya berada di usia hampir tiga puluhan.

Posisi pria itu adalah setingkat seperti Erica.

Seperti Erica, yang mewakili [Salib Tembaga Hitam], dia dihadiahi peringkat [Great Knight].

Terdapat ribuan penyihir sejak waktu lampau.

Meski banyak dari mereka yang palsu, ada juga penyihir hebat. [Kesatria] yang mempelajari teknik berpedang dan sihir berada di antara mereka. Leluhur Erica di abad pertengahan adalah Kesatria Kuil yang menyembah Baphomet[3]. Terlepas menjadi pengguna sihir, mereka juga seorang tangan kanan.

Dan gelar [Great Knight] hanya bisa diberikan pada sosok yang dikenal dengan baik di antara pejuang-pejuang hebat itu.

"Kemudian semuanya, ini waktunya untuk mengakhiri ini, alasan untuk sakit kepala kita. Pada orang yang kita berikan Gorgoneion[4] untuk dijaga?"

Pemimpin [Old Dame] menanyakan.

Dan ini pemimpin [Female Wolf] yang keberatan.

"Memberikan Gorgoneion pada seseorang untuk menjaganya? Apa itu bisa diterima? Aku pikir kalau ini bukan keputusan yang bijak. Meski pemimpin kita, Tuan Salvatore, tidak di sini, memberikannya pada raja negara lain, bukannya itu memalukan? Apa kalian tidak takut kita akan menjadi bahan tertawaan?"

"Orang-orang yang mau tertawa bisa tertawa semaunya. Apa yang benar-benar penting adalah kalau kali ini Gorgoneion sejatinya, dan kita tidak punya raja untuk mempercayakannya, jadi ini perasaan malu kecil dbandingkan pada apa yang mungkin terjadi."

"Dipermalukan bukan apa yang terpenting. Jika hal itu membuat raja marah, lalu apa yang kita harus lakukan? Jika Tuan Salvatore mengetahui kalau kita meminta bantuan dari raja lain, lalu siapa yang bisa meramalkan kemarahannya? Aku benar-benar terganggu oleh kenyataan tersebut."

Perkataan itu tidaklah normal dikatakan oleh tiga tetua.

Tapi, meski kemampuan pedang mereka hebat, dan mereka yang lanjut usia sangat lambat, mereka hanya bisa menunjukkan penghormatan terhadap raja.

Betul, kesatria terkuat pun, kesatria bertingkat paling tinggi, tidak bisa melakukan apapun pada raja atau dewa.

Dan itulah kebenaran murni dunia ini.

"Tapi akankah Tuan Salvatore terganggu oleh hal kecil seperti itu? Dalam mata orang hebat itu, kita hanya di atas tingkat dari saingan yang berkumpul di sekitar sarang lebah. Jika ini hanya lebah-lebah yang memilih ratu baru, aku pikir dia tidak akan peduli dengan itu."

Memotong di antara dua tetua itu, adalah pemimpin [Capital of Lilies].

Tinggi pria itu kira-kira 190cm, bagian bawah wajahnya tertutup oleh janggut, dan meski wajahnya tidak seburuk kelihatannya, itu memberikan sedikit perasaan suram.

Dia mengenakan jas malam, tapi tidak benar-benar sesuai dengan dasi ungunya.

Warna yang mewakili [Capital of Lilies] adalah ungu.

Salah satu kewajiban kelompok itu adalah memakai sesuatu yang ungu.

Dan Erica mengenakan pakaian merah tua dengan mawar hitam yang menghiasi di atas kepalanya, yang juga mewakili merah dan hitam [Salib Tembaga Hitam].

"Sebenarnya, aku tidak tahu raja mana yang harus kita mintai bantuan. Gorgoneion adalah lambang Ibu Pertiwi. Meski itu berarti bertarung dengan dewi yang paling kuno, Marquis Voban akan bersiap untuk mencobanya. Jadi kita bisa mengakhiri hal itu meski kita bisa melarikan diri dari [Dewi Sesat], tidak akan jadi berharga jika membawa Iblis Balkan."

Jika iblis itu menggunakan seluruh kekuatannya, dua kota akan dengan mudah lenyap menjadi debu.

"Itu karena 'kekuatannya' adalah menghancurkan, mengoyak, dan meremukkan hampir semua benda hidup di Bumi."

"Ada raja lain yang bisa kita mintai."

Pada waktu itu, ketika Erica memikirkan pastinya jadi waktu yang tepat, dia akhirnya membuka mulutnya.

Dia memikirkan ini kesempatan terbaik untuk mengakhiri pertemuan tak bermanfaat ini.

"Aku dengar kalau John Pluto Smith dari Amerika Serikat, yang benar-benar peduli tentang keselamatan manusia, itu raja yang merepotkan. Apa maksudmu kalau kita harus melintasi Lautan Pasifik untuk memintanya?"

Pemimpin [Capital of Lilies] bertanya dengan nada yang gemertak.

Sambil Erica menyeduh kopi, dia membalas dengan nada ringan.

"Tidak. Penjaga suci dari Los Angeles itu kelihatan sibuk hanya dengan melindungi Pesisir Barat dari [King of Flies], jadi aku ragu dia memiliki tenaga tersisa untuk menerima permintaan kita."

Dari sikap pemuda-pemudi itu, mereka kelihatan lebih tenang daripada tetua-tetua.

Mereka tidak sungguh-sungguh meremehkan kegentingan situasi. Sikap sombong mereka berasal dari keegoisan.

"Lalu kau membicarakan tentang Pemimpin Jiangnan, Luo Hao? Atau apakah Pangeran Hitam Cornwall? Mereka semua memimpin perkumpulannya sendiri. Kecuali jika kita bergabung dengan mereka, mereka tidak akan membantu kita, benar?"

"Aku tidak membicarakan tentang mereka berdua. Dan sebelum kau bertanya, itu bukan Nyonya Aisha, Alexandria."

"Lalu tidak ada siapapun. [Raja] —— seseorang yang juga disebut Campione, hanya ada enam di dunia ini. Kita tadi menyebut mereka semua."

Bangsawan Eropa Timur dan seniman perang China Selatan, juga Ratu Gua Misterius.

Mereka adalah sebagian raja yang berpengalaman, hidup selama dua abad, dan setelah itu pahlawan Dunia Baru yang berkembang secara terus menerus, juga raja bijak yang mengendalikan Kerajaan Inggris Pangeran Hitam.

Dan di abad ini, ada juga pendekar terkuat di Eropa, yang menerima gelar raja.

Dan sampai sekarang, mereka semua adalah orang-orang yang dikenal oleh setiap orang yang memiliki prasangka tipis dunia sihir.

Tapi, pada akhirnya, ada juga raja yang lahir di sebuah pulau di Benua Pasifik, dan benar-benar tidak diketahui oleh siapapun, selain beberapa pengecualian —— misalnya, seseorang yang melihat pertarungannya dengan matanya sendiri.

Erica yang memiliki perasaan superior, dan mengatakan namanya.

"Tidak, masih ada seseorang. Nama Kusanagi Godou masih belum disebutkan. Dia adalah raja baru, Campione ketujuh, dan orang yang aku bicarakan. Karena Tuan Salvatore tidak di sini, satu-satunya orang yang kita bisa mintai adalah dia."

"Kusanagi Godou!"
 Pemimpin [Female Wolf]
 mengatakannya dengan suara rendah.

"Aku mendengar nama ini belakangan, seseorang yang dikabarkan orang Jepang menjadi Campione......tapi masih belum diketahui jika ini bohong; kita juga belum membuktikannya."

"Aku juga membaca laporan Dewan Greenwich. Maksudmu seseorang yang disebutkan menang melawan Verethragna, dan merampas kekuatan sepuluh bentuknya? ......ini memang sulit dipercaya."

Melihat dua tetua itu mempunyai sikap negatif, Erica muncul kembali dengan senyum bangga.

"Lalu semuanya tahu laporan itu? Sampai sekarang, Tuan Salvatore telah mangkir jadi dia bisa menyembuhkan dirinya, dan orang yang memberikannya luka itu adalah Kusanagi Godou. Benar, di malam setengah bulan lalu, dua raja bertarung satu sama lain, dan hasilnya adalah imbang. Mereka benar-benar terluka, tapi sayangnya, Kusanagi Godou sudah pulih."

"......Maksudmu kalau Kusanagi Godou berhasil untuk mengimbangi Tuan Salvatore?"

"Mustahil! Tuan memegang empat kekuatan; meski Kusanagi Godou benar-benar Campione, dia harusnya hanya memiliki satu kekuatan. Itu terlalu berlebihan membuat mereka sekedar tak bisa dibandingkan!"

Erica melihat pada tetua dengan sedikit cercaan di matanya.

"Apa yang kalian bicarakan? Mereka semua Campione, dan menanjaki jalan raja. Perbedaan antara peraduan kekuatan di atas kertas, apa maksudnya itu?"

Mendengar kata-kata tersebut, dua tetua mengunci mulut dengan penglihatan tak senang di wajah mereka. Seseorang yang membuka mulutnya adalah pemimpin [Capital of Lilies].

"Aku punya pertanyaan untukmu, Erica Blandelli, bagaimana kau bisa tahu kalau dua Campione itu bertarung satu sama lain, sesuatu seperti itu bahkan kami dan dewan tidak tahu?"

Pemuda yang dijuluki [Kesatria Ungu] bertanya.

Itu adalah gelar yang diberikan pada [Great Knight] [Capital of Lilies] yang melewati dari generasi ke generasi.

"Alasannya benar-benar sederhana, ini karena aku menyaksikan pertarungan itu. Aku sudah melihat pertarungan Kusanagi Godou, dan itulah kenapa menyarankan dia. Kusanagi Godou, suatu hari pastinya akan sederajat denganTuan Salvatore dan Marquis Voban sang iblis. Demi menyiapkan diri kita untuk hari itu, aku pikir kita harus membangun hubungan lebih dalam dengannya segera mungkin."

"Oh. Begitu dihormati oleh Erica-san, yang disebut [Diavolo Rosso][5], dia harusnya benar-benar orang yang hebat. Dari cara bicaramu, aku menyimpulkan kalau kau memiliki hubungan yang sangat dalam dengannya, secara pribadi."

"Benar, kau bisa memikirkannya seperti ini. Aku, Erica Blandelli —— kekasih orang itu, dan juga kesatria nomor satunya."

Erica mengatakan itu tanpa menahan dirinya dan dengan jelas menyatakan keterlibatannya dengan orang lain itu.

Dan sebagai hasilnya, para golongan hanya bisa menghela napas.

"[Salib Tembaga Hitam] sudah mengajukan diri mereka di bawah Kusanagi Godou!"

Pemimpin [Female Wolf] berseru.

Memiliki seorang [Raja] —— negara-negara yang mempunyai Campione jarang.

Semenjak hanya ada tujuh mereka di dunia, hal itu sangat jelas.

Tapi di Italia, ada [Raja] yang dipanggil Salvatore Doni, dan dia pemuda kesatria yang baru beberapa tahun lalu dan menerima gelar [Raja] setelah mengalahkan dewa Celtic, Nuadha[6].

Campione yang berpusat di Eropa sebaga tengahnya, dan memiliki wewenang tinggi.

Apakah ini orang-orang yang memiliki beberapa hubungan dengan sihir, atau orang-orang yang terpengaruh dengannya dalam bidang politik dan ekonomi, mereka semua mempunyai perjanjian pada para [Raja], dan menjadi persoalan.

Mereka adalah penguasa dan iblis tertinggi —— karena mereka memiliki kekuatan tiada tara, di mana seorang [Raja] bisa menjadi kejam.

Menghadapi kekuatan mengerikan itu, jumlah orang yang memuja dan bersumpah setia pada mereka tinggi.



"[Salib Tembaga Hitam] tidak berada di bawah Kusanagi Godou. Apa yang aku katakan hanya kalau aku sendiri, menjadi kekasihnya, dan kalau aku membantunya...... tentu saja, ini mungkin jelas jika kami berjanji padanya di masa depan."

Menghadapi Erica yang menampakkan senyum lembutnya, pemimpin [Old Dame] tertawa ringan dengan suara mendengus.

"Jadi seperti ini, aku akhirnya tahu alasan kenapa kau dikirim ke sini. Meski kau adalah anak berbakat yang menerima gelar [Great Knight] di usia itu, mungkin sedikit awal kalau kau duduk di meja yang sama seperti kami. Satu-satunya kemungkinan —— adalah kalau kau ingin bertindak sebagai umpan, dan membawa Campione muda itu kemari."

"Aku akan berpura-pura tidak mendengar pernyataanmu, atau reputasimu akan rusak; menyelidiki hal itu secara mendalam menjadi hubungan dua orang yang jatuh cinta. Kau akan bersenang-senang untuk tindakan semacam itu."

"Haha, itu hebat! Benar-benar berasal dari rubah yang berguna."

Tetua-tetua mengatakan kata-kata itu dengan sindiran.

Senyum Erica mengangkat bahunya dengan santai. Dengan diskusi ini menjadi sangat berisik, mungkin seorang pendiam akan jadi lebih baik.

"Pokoknya, maksudmu bahwa jika kau di sini, [Salib Tembaga Hitam] yang berharap menerima perlindungan Kusanagi Godou. Dan memperoleh kemurahan hati dari orang sepertimu, itu berarti kalau Kusanagi Godou telah membuktikan dirinya —— itulah kenapa kau mengusulkan untuk meminjam kekuatannya, bukan?"

"Ya, hal yang paling penting adalah bahwa Tuan Salvatore adalah raja yang hanya dalam nama. Dia tidak peduli tentang apapun yang tidak terhubung padanya. Jadi mempunyai hubungan bagus dengan Campione lain tidaklah buruk."

"Tapi aku menyesal kalau kita benar-benar tidak pernah melihat potensi Kusanagi Godou, dan untuk melihat jika dia benar-benar Campione atau tidak, aku harus menilainya dengan mataku sendiri."

[Kesatria Ungu] secara dingin menyarankan maksud tersebut pada Erica.

"Aku yakin kalau kesaksian [Diavolo Rosso] lebih berharga dari emas. Tapi sayangnya, aku tidak bisa mempercayakan takdirku padanya hanya karena itu."

"Tentu saja, aku memikirkan kalau semuanya akan mengatakan itu, jadi biarkan aku membuktikannya."

"Bagaimana kau mau membuktikan itu?"

[Kesatria Ungu] akhirnya menanyakan kembali, seperti yang Erica perkirakan.

Percaya kalau rencananya bekerja sejalan, senyum bersih yang tergabung pada wajah Erica, sesegar dan secantik mawar merah, dan orang lainnya di ruangan mendesah.

"Kusanagi Godou sudah tiba di Roma. Malam ini, semuanya, saksikanlah kemampuan bertarung laki-laki itu dengan mata kalian sendiri. Aku percaya kalau datangnya ini akan lebih meyakinkan dari ribuan kata dari mulutku."

"Walau kau mengatakan sesuatu tentang bertarung, siapa yang akan jadi lawannya? Menemukan seseorang yang bisa jadi lawan Campione tidak mudah."

"Orang terpilih sudah berada di depan mata kalian."

Erica menunjukkan senyum senang di wajahnya, senyum permai seperti orang yang Godou pikirkan tentang kemarin.

"Biarkan aku, Erica Blandelli jadi lawannya. Atau kau, [Kesatria Ungu], berpikir kalau aku, [Great Knight], [Salib Tembaga Hitam], yang disebut [Diavollo Rosso], tidak berharga menjadi lawannya?"

"Tidak...... ini bukan seperti itu. Memang, kau adalah orang yang paling tepat."

Dibodohi.

Wajah [Kesatria Ungu] menunjukkan senyum memaksakan, dan ekspresi suramnya akhirnya menghilang.

"Apa yang tetua akan pikirkan? Bisa untuk menyaksikan pertarungan [Raja], tidak ada bukti yang lebih baik. Jika kekuatan Kusanagi Godou itu nyata, aku menyetujui saran Erica-san."

[Kesatria Ungu] menyarankan untuk membuat persetujuan para tetua.

"Pertarungan antara Campione muda misterius dan [Diavollo Rosso] —— ini sungguh menarik, Erica-san. Kita akan menuruti rencanamu kemudian."

Bagian 3

Tentu saja, Kusanagi Godou tidak tahu tentang itu. Ia berada di tempat yang benar-benar tidak bersangkutan pada salah satunya di mana pertarungan dibicarakan.

Dibandingkan pada itu, ia jauh lebih sibuk dengan guncangan yang mengeluarkan bayangan kematian.

Di tiga bulan lalu, Godou mengalami semacam perbedaan bahaya.

Meskipun ini pastinya abad ke-21, hidupnya hampir diambil beberapa kali dengan pedang, tombak dan kapak. Itupun tidak bisa dihitung oleh jari satu tangannya. Dan bahkan waktu itu ketika ia ditembak oleh panah busur.

Tapi setidaknya ini dalam bidang pengetahuan manusia, sehingga relatif mudah.

Ia juga menerima kutukan yang akan mendidihkan otak manusia biasa dengan cahaya, atau menginjak-injak sasaran sampai mati dengan kuda dari kedalaman neraka.

Tapi, sementara ia harus menikmati perjalanan dengan mobil pemandunya, kenapa ia akan mengalami hal yang sama di dalam pemandangan mengemudi dari movie aksi, dengan mobil yang baru saja hampir menabrak jalanan luar, atau memasuki bangunan, atau jatuh ke kali. Ini benar-benar di luar perkiraan.

"......Mungkinkah kalau Erica tahu, dan terutama menyiapkannya seperti itu."

Godou mulai menebak.

Ia memikirkan karakteristiknya, dan panggilan [Iblis] yang berasal dengannya.

Ya, kemampuan mengemudi Arianna-san sungguh menakutkan.

Mungkinkah bahwa Erica yang mengetahui itu akan jadi begitu, jadi dia dengan khusus memberikan tugas ini padanya?

"Aku minta maaf, aku tidak tahu bagaimana untuk mengemudikan dengan baik......"

"Ini adalah pertama kali kalau aku mengemudikan mobil semacam ini, dan ada juga banyak masalah ketika aku datang kemari......"

Ketika Anna mengatakan itu sembari mereka berjalan menuju di mana mobil diparkirkan, Godou tidak benar-benar terganggu dengan itu.

Ia memikirkan kalau ini hanya pameran kesopanan atau begitulah.

Dari kepekaan orang Jepang, ini sangat normal.

Jadi Godou tidak benar-benar menarik kata-katanya ke dalam hati, dan berakhir di dalam mobil itu.

"Mobil itu benar-benar aneh. Selain pedal gas dan rem, ada juga pedal lain."

"Tapi ini baiklah, aku sudah mengingat tata cara mengendarai dengan aku datang ke sini. Karena, jika gas tidak bergerak dengan tenaga, mobil tidak akan berjalan, aku akan mengemudi sedikit lebih cepat dalam sesaat."

Ketika Anna mengatakan itu, Godou mulai merasakan tidak nyaman, namun ini sudah sangat terlambat.

Dia sudah duduk di kursi pengemudi, dan mencantelkan sabuk keselamatan.

——Sangat cepat sekali, mobil mulai dan melaju.

Mobil Anna mengemudi ke arah jalan seperti misil.

"Aku tidak peduli, aku akan mengalami batas kematian di tempat semacam itu."

Ini adalah rumah makan yang menyediakan makanan dan kopi, sesuatu yang dapat dilihat di mana-mana dalam kota ini.

Godou baru saja keluar dari mobil yang kehilangan kendali, dan duduk di atas kursi dekat tanaman di depan suatu rumah makan, merasakan kopi yang pahit sekali, sambil Anna mencoba untuk menemukan tempat parkir.

...Sepuluh menit sebelumnya.

Anna mencoba menggunakan kopling yang tidak bisa dia gunakan, sementara mobil terbang menembus jalanan kota.

Dia mengatakan bahwa jika pedal gas tidak ditekan dengan tenaga, mobil tidak akan berjalan, jadi dia mulai melesat pada 80km/h dengan Mercedes-Benz, dan berkelok-kelok di antara mobil di depannya (ka-kadang-kadang, ada mobil yang melaju di arah berlawanan), sampai mustahil untuk berbalik karena kami sampai di jalan yang ramai. Selagi kami pergi menuju kali, Anna menekan rem darurat, dan berakhir seperti itu.

"......Anna-san, tolong parkir mobil di tempat parkir terdekat; aku ingin istirahat sebentar di sini."

Godou mengatakan itu dengan nada yang mengalir tanpa pertanyaan.

Menyerahkan hidupnya sendiri di tangan calon pengemudi, yang tidak bisa memberitahu perbedaan antara mobil manual dan otomatis jauh lebih berbahaya.

Apa yang membuatnya lebih menakutkan adalah fakta kalau pengemudinya sendiri tidak tahu dengan garis paling sempit yang memisahkannya dari kematian.

"Eh? Aku pikir harus mengantar Godou-san jalan-jalan di Roma——"

"Oke, aku sudah lelah! Aku ingin istirahat sementara!"

Itulah apa yang terjadi.

Godou, setelah melihat mobil melaju dan bergerak lebih jauh, memasuki rumah makan dan memberitahu bibi di sana kalau ia ingin kopi.

"......Anna-san, meski dia terlihat biasa dari penampilannya, apa dia benar-benar bodoh? Tadi saja, aku hampir mati."

Awalnya, Godou sangat tidak peduli tentang nasib baik.

Tapi melalui waktu seperti itu akhir-akhir ini, ia mulai merubah pikirannya.

Godou memikirkan kalau ia adalah orang yang, mungkin, benar-benar tidak beruntung......

Ia tidak pernah memikirkan dirinya seberuntung sebelumnya. Tapi dalam enam bulan lalu tersebut, jumlah Godou menghindar dari kematian meningkat, dan ia hanya bisa mulai memahami mereka yang percaya dengan nasib baik.

Setelah meminum kopi itu, ia merasakan perasaan permusuhan yang dalam.

Sembari Godou menaruh gelas kembali di atas meja, matanya bertemu dengan seorang gadis dalam keramaian.

Keduanya menatap satu sama lain.

——Sial.

Gadis itu bukan manusia biasa, dan sensasinya tadi membuatnya merasa benar-benar tidak nyaman.

Meski tubuhnya lelah dari jet lag, yang belum meninggalkan kelelahan, ia memulihkan pikirannya sejenak, sementara kegugupannya memenuhi tubuh sampai jari tangannya.

Ketika ia menghadapi kontak dengan musuh sepertinya, tubuhnya dengan biasa masuk menjadi mode bertarung.

".................."

Gadis itu juga berhenti berjalan, memeriksa wajah Godou; mungkinkah dia juga melihat Godou sebagai musuh?

Dia adalah gadis yang benar-benar cantik.

Di sekitar tiga belas atau empat belas, dan di umurnya, dia terlihat seperti malaikat kecil yang mempesona dan lembut.

Tapi itu tidak mengejutkan. Itu semua tidak hanya cantik, tapi memiliki tubuh yang luar biasa. Setiap incinya menonjol.



"......Aku mendengar kalau ada pembunuh dewa yang menyebut dirinya kesatria, dan laki-laki itu memotong banyak benda dengan pedang sihirnya......apa laki-laki itu kau?"

Sebelum ia mengetahuinya——

Gadis dengan eksistensi berbeda telah datang mendekatinya.

Dia mempunyai rambut perak di atas bahunya seperti bulan yang memancarkan cahaya sinar tipis, dan bola matanya sehitam malam kelam.

"Tidak, laki-laki yang kau bicarakan sedang terluka, dan pergi ke pulau selatan untuk menyembuhkan dirinya, menggunakan alasan pergi berlibur."

Seseorang yang melukainya adalah Godou. Namun, ia tidak mau menunjukkan hal itu.

"......begitu ya? Lalu kau juga, seorang pengelana."

Seolah bola mata hitam berwarna malamnya memadat. Dia perlahan menatap pada Godou.

"Apa yang kau akan lakukan? Sekarang, satu-satunya tujuanku adalah mendapatkan kembali [Ular], jadi aku tidak punya perhatian untuk bertarung. Namun, jika kau mau bertarung, lalu aku akan bersungguh-sungguh, dan salah satu yang kalah akan menjadi pelayannya."

"Aku tidak tahu apa itu [Ular], jadi aku juga tidak mau bertarung. Jika ini mungkin, aku berharap menjaga hubungan kita, aku tidak merasa menyukai melawan kalian."

"Aku mengerti. Aku akan pergi segera, tapi pembunuh dewa, kau berbohong."

"Berbohong?"

"Benar, tidak ada pembunuh dewa yang menahan ketertarikan dengan melawanku, jadi kau pembohong."

Setelah mengatakan itu, gadis berambut perak meninggalkan Godou.

Fuu, Godou mendesah.

Beruntungnya, itu tidak berakhir dengan pertarungan. Tapi meski dia dewa, untuk memanggil seseorang pembohong kapanpun dia ingin benar-benar tidak sopan.

Sambil ia memikirkan itu, gadis berambut hitam buru-buru ke sampingnya.

"Aku minta maaf, Godou-san, membiarkanmu menunggu sangat lama."

Orang itu adalah Anna. Sembari dia berjalan menuju meja, Godou menanyakannya.

"Bisa aku meminjam ponselmu? Aku perlu menghubungi Erica."

"Tentu, tapi mungkin pertemuan masih belum berakhir?"

Setelah mengatakan itu, Anna meminjaminya ponsel pada Godou.

"Arianna, apa itu?"

Setelah menelponnya beberapa kali, di sisi seberang akhirnya mengangkat ponsel. Ini suara Erica, yang belum ia dengar sejak kemarin.

"Ini aku. Aku perlu menanyakanmu sesuatu."

"Jadi kau datang, bagaimana itu? Apa kau bersama dengan Arianna?"

"Mengenai itu, aku punya banyak hal yang dikeluhkan, tapi ayo bicarakan ini nanti. Apa karena aku perlu melawan dewa kalau kau memanggilku ke sini?"

"Tentang itu, aku masih tidak yakin, meski kemungkinannya tinggi......apa mungkin kalau kau bertemu seseorang?"

"Ya, tadi, ada seorang dewi."

"Begitu......lalu kita perlu bergegas. Ayo bertemu sekarang. Kita harus bersiap untuk pertarungan malam——"

"......Apa yang kau katakan?"

Godou baru saja mendengar perkataan yang ia tidak bisa abaikan, dan bertanya kembali.

"Aku mengatakan kalau, malam ini, kau akan melawanku......aku pikir kamu tahu tanpa akupun beritahu kalau itu tidak bisa dibatalkan, jadi bersiaplah."

"Apa alasannya yang membuatmu mengambil keputusan itu......"

Takdir seperti menggelindingkan dadu; tidak ada selalu sesuatu baru yang terjadi (meski ia tidak menginginkan hal itu). Barusan, Godou akhirnya merasakan kalau takdirnya sendiri tidaklah normal.

Waktunya adalah sebelum pukul 09:00 Malam——

Godou tiba bersama Anna di restoran Italia kelas atas.

Mungkin ini juga benar-benar terkenal di Jepang, tapi Godou tidak tahu tentang itu.

Ketika Anna mengantarnya ke hotel ini, semua yang ada di pikiran Godou adalah 'tempat ini sungguh mengesankan'.

Apa yang paling penting, tetapi, ada seorang gadis menunggu di sana.

Ia pikir tidak bisa masuk tanpa setelan dan dasi sopan, tapi itu kelihatan menjadi sekedar polesan; mungkin ada hubungan dekat antara pemilik dan Erica.

Ketika keduanya tiba di sana, Erica telah menunggu untuk mereka.

"Godou, lama tak jumpa, meski aku benar-benar berharap kalau aku bisa mendengarmu mengatakan beberapa kata puitis untuk pertemuan kembali kegembiraan kita, aku tidak mengharapkan terlalu banyak, karena aku tahu sangat baik kalau kau tidak punya bakat penyair."

"Jika kau bisa merubah sikapmu itu yang mengatakan semuanya agar berjalan sesuai rencanamu, mungkin aku akan memikirkannya."

Meja Erica dan Godou dekat pada jendela, dengan Anna berdiri secara hormat di sebelah mereka.

Dibandingkan pada Godou, yang datang dengan pakaian kasual, Erica mengenakan baju merah agak gelap; keduanya tidak cocok satu sama lain.

Di rambut Erica ada sebuah hiasan mawar hitam.

Mungkin ini karena penampilan cantik dan kerennya, tapi rambut pirangnya terlihat seperti helm kesatria atau mahkota raja.

Erica Blandelli dapat membuat orang sebodoh Godou melihatnya sebagai gadis cantik dengan karisma tinggi; jika saja sikapnya lebih baik, dia akan sempurna. Itulah apa yang ia normalnya pikirkan.

"Arianna, terima kasih untuk kerja kerasmu. Apa ada sedikit masalah?"

"Ada satu, Erica-sama......Aku merasa buruk kalau Godou-san mengatakan ia lelah, dan tidak bisa mengantarnya untuk mengunjungi jalan-jalan Roma."

Godou hanya dapat berpura-pura tidak mendengar apa yang Arianna katakan.

Meskipun ia menegaskan ada sedikit tenaga tersisa, yang akan ditelan oleh mobil terbang yang membawanya menuju jurang kematian, jadi tidak akan ada artinya lagi.

"Lalu itu bagus. Godou, apa Arianna bertanggung jawab memandu dengan baik? Karena aku sibuk dan tidak punya waktu menyambutmu, aku sedikit khawatir."

"Hn, bagaimana bisa aku mengatakannya......lumayan."

Godou tidak melihat apa yang keluar dari kedua mata Erica, pancaran anak kecil menarik sebuah candaan.

Alasan dia mengirim Anna memang untuk memberikannya sakit kepala.

"Iya kah? Baguslah kalau kamu tidak kecewa, karena Godou suatu hari akan menjadi suamiku, dan Campione yang sejati——"

"......Eh? Erica-sama, apa yang kamu baru saja katakan?"

"Aku mengatakan kalau Godou akan menjadi suamiku, dan iblis sejati."

Senyum lembut nan cantik nampak membeku sesaat.

Karena ia merasa berdosa untuk menyembunyikan itu darinya, Godou perlu menanyakan Erica untuk bagian benar dari apa yang dia katakan.

"Hei! Tunggu sebentar! Kita tidak pernah menetapkan pernikahan di antara kita!"

"......Kamu sudah mengambil kesucianku, jadi maksudmu kalau kamu hanya mempermainkanku? Tega sekali dirimu, aku memberikan tubuh dan hatiku untuk kekasihku, yang kelihatan seperti playboy itu di Don Juan——"

Erica dengan bebas memilih nada seorang gadis yang tragis.

Meski ia tidak melihat senyum mulutnya muncul, ia dengan jelas melihat kalau dia menggodanya.

"Ayolah......ini yang jelas bukan seperti apa yang kau katakan, kau tahu situasinya di waktu itu, bukan?"

"Jadi kau sebenarnya akan membuat kebohongan seperti ini. Ah ~ ~ Aku, pelayan setia untuk Raja, satu-satunya yang bisa memasuki biara sekarang untuk membersihkan tubuh dan pikiranku; aku tidak menyangka jika di usia ini, aku akan menjauh dari dunia merah......"

"Apa ada suatu ketulusan di dalammu? Kau, yang secara teknis memuja kesesatan, dan penyihir golongan agama, jangan berbicara seperti kau sama dengan Katholik!"

Sementara Godou mengeluh pada Erica, yang berlaku marah, ia dengan segera melirik kearah Anna.

......Dia nampak melihat sesosok raja iblis yang secara seksual menyerang seseorang, dan sekarang melihat padaku dengan amarah, mata yang mengerikan.

"Bagaimana bisa, mengatakan kalau kamu satu-satunya murid SMA biasa......Aku tidak memikirkan bahwa kau adalah iblis yang percaya 'melihat, manusia seperti sampah'......dan kalau kau akan menggunakan sisi biadab untuk memperdayai Erica-sama, dan melakukannya tanpa ampun......ini benar-benar menjijikkan!"

"Jangan seenaknya memikirkan alur seperti itu, apa dia terlihat seperti orang yang akan diperdayai oleh sisi biadab? Erica. kau juga, berhenti bicara tidak masuk akal; ini keterlaluan untuk mengundang seseorang sehingga kau bisa menggodanya."

"Tidak semuanya tak masuk akal, tapi pokoknya, hubungan kita bisa dengan lancar dibicarakan nanti. Ayo pertama bicara mengenai pertarungan."

Jadi akhirnya mereka memasuki persoalan sebenarnya.

Apa hidangan yang dikirim ke meja ini juga dibuat dengan persiapan untuk pertarungan? Minuman Erica bukanlah sesuatu seperti anggur, tapi hanya air  mineral.

"Jadi? Kenapa aku harus melawanmu?"

"Jadi kalau kau bisa membuktikan kekuatanmu. Di sana ada kesatria-kesatria yang mewarisi sihir kuno berkumpul di Roma sekarang, mendiskusikan siapa yang akan menjaga Gorgoneion. Aku mengusulkanmu, tapi tiga lainnya hanya akan menerima jika kau membuktikan kekuatanmu. Itulah ceritanya."

"......Apa itu Gorgoneion?"

"Sebuah peninggalan mitologi yang muncul dua bulan lalu, di pantai Calabria. Gorgoneion adalah lambang seorang dewi, yang lama menghilang di Ibu Pertiwi. Ini jejak perjalanan menuju kegelapan. Karena tidak ada banyak waktu tersisa, aku akan menjelaskannya dengan cepat——"

"Tidak perlu, kau tidak perlu mengatakan itu padaku. Jika itu soal dewa, lalu aku tidak ingin tahu."

Godou menghentikannya di tengah kalimatnya sebab Erica akan memulai penjelasannya.

Untuk beberapa alasan, Godou ingin mengetahui kemungkinan kecil tentang mitologi; melihat sikap Godou, Erica tertawa pada sikap keras kepalanya.

"Tapi kau sudah bertemu gadis itu, orang yang mungkin [Dewa Sesat], kan? Aku percaya kalau kalian akan ditakdirkan bertarung satu sama lain, segera atau nanti. Aku bisa bertaruh denganmu pada waktu itu, kau pastinya akan memintaku untuk memberitahu tentangnya."

"Jangan mengatakan hal tak beruntung seperti itu; ayo bicarakan tentang sesuatu yang lain, mengapa aku harus bertarung untuk membuktikan kekuatanku? Bukankah ada cara lain?"

"Tidak ada cara lain. Bagi kami Kesatria, duel adalah pembenaran yang paling penting. Bertarung setelah latihan tanpa henti dengan seni bela diri, demi menunjukkan keteguhan singa, dan akhirnya menerima kehormatan kemenangan —— pertarungan antara dua orang yang saling mencintai satu sama lain, bukankah kau pikir itu mungkin menjadi malam yang luar biasa?"

"Siapa yang akan berpikir seperti itu! Aku harus mengatakan kalau malam ini akan jadi mimpi buruk."

"Kamu benar-benar tidak jujur dengan dirimu. Ah ~ ~ apa ada orang-orang di dekat kalau kau merasa malu?"

Erica berpaling kearah Anna dengan kepalanya, yang diam dan tidak berani mengganggu pembicaraan kekasihnya.

"Jangan khawatir. Setelah pertarungan, aku tidak akan membiarkan siapapun menggangu kita. Kita akan meninggalkan itu di akhir jadi kita bisa perlahan menikmatinya."

Godou merasakan kalau kemalangannya ditanggung seluruhnya oleh Erica.


Catatan Penerjemah:
1. House of Savoy: Casa Savoia di Italia, dan penguasa Italia sebelum pendukung republik menggulingkan raja.
2. Grand Master: gelar khusus yang diberikan pada pemimpin Golongan Kesatria.
3. Baphomet: dewa yang Kesatria Kuil gunakan untuk menyembah. Seperti Kesatria Kuil, mereka adalah golongan Penghancur yang berkuasa di abad ke-12 oleh Gereja Katolik. Namun, pemimpin terakhir mereka, Jacques de Molay, dibakar di pancang oleh Raja Philippe IV le Bel dari Prancis; kutukan de Molay\'s sebenarnya sangat terkenal. (Bagian ini tidak benar: Baphomet memikirkan menjadi dewa patung, dengan begitu akan menjadi kesesatan untuk menakdirkan golongan Kesatria dengan menyembahnya. Legenda Kesatria Kuil yang menyembah Baphomet adalah tuduhan yang sama melawan Kesatria Kuil, menggunakan artefak yang mereka jarah sebagai 'bukti', ketika Philip IV dari Prancis mencoba untuk membawa kehancuran dengan banyak alasan, terutama menjadi pengelakan hutang karena ia berhutang banyak uang; sejarahnya juga dipercaya kalau 'Baphomet' sebenarnya adalah kesalahan tulis dari nama nabi Muhammad Islam, yang sering dilatinkan untuk 'Mahomet'.)
4. Gorgoneion: anting-anting di Yunani Kuno yang manampakkan kepala Gorgon, namun dalam Campione ini disebutkan menjadi sebuah batu.
5. Diavolo Rosso: Iblis Merah Gelap di Italia.
6. Nuadha: atau Nuada Airgetlám, raja pertama dari Tuatha Dé Danann

Balik ke >> Prolog
Kembali ke >> Halaman Utama
Lanjut ke >> Chapter 2

0 Comments for "Campione! Volume 1 - Chapter 1"