Chronicle Legion: Volume 1 Chapter 2 (Part 4)

Di dalam lorong lantai bawah menara pusat, Masatsugu mendesah.

Mengapung di tengah udara, jendela raksasa muncul sebagai layar, yang memainkan suatu video.

Ini menunjukkan jalannya pertempuran antara Legion di dekat langit benteng Suruga—Bentrokan kuat antara pasukan Kamuy yang dipimpin oleh Chevalier Kamamoto melawan pasukan Inggris Crusade.

"Unggul telak..." keluh Masatsugu.

Setelah kematian Chevalier Kamamoto di pertarungan, Kamuy dengan jelas menjadi lebih rapuh.

Kapanpun Crusade mendekat, Kamuy akan mengayunkan senapan bayonetnya untuk melawan. Sayangnya, mereka terlalu lambat, benar-benar gagal untuk menghindar atau menangkis serangan musuh. Sebaliknya semua serangan Kamuy tidak berhasil.

Seperti ini, mustahil untuk menandingi pasukan Inggris dengan keunggulan kekuatan mereka.

Meski begitu, dua puluh tujuh Kamuy tidak menyerah bertempur. Walau serangan mereka sering meleset. Mereka tetap menembakkan senapan mereka pada Crusade dan menusuk dengan bayonet.

Biasanya, ketika Chevalier mati, Legion di bawah perintahnya akan menghilang.

"Apa itu kehendak terakhir Chevalier...?" Masatsugu berbisik pada dirinya. Tidak dapat dijelaskan, dia merasakan perasaan tertentu.

Kadang kali, Legion akan membawa perintah terakhir masternya seolah untuk menguatkan harapan akhir mereka. Ini terutama benar untuk Legion utama Jepang, Kamuy, mereka setia pada perintah istimewa.

Segera ia menyadari alasan kenapa Kamuy bertarung secara pantang menyerah, Masatsugu merasa gelisah.

Tachibana Masatsugu adalah murid yang tidak tahu apapun tentang Legion. Ia tidak bisa mengerti kenapa ia tahu hal tersebut dengan pasti.

Sementara itu, unsur yang tidak bagus lainnya muncul di atas medan pertempuran.

"Naganya menghilang...?"

Masatsugu meragukan matanya. Gambaran dragonoid dewa penjaga Seiryuu lenyap tanpa peringatan dari udara seluruh benteng pertahanan yang ditempati sampai sekarang.

Para tentara di dalam lorong menara pusat juga dituntut di antara mereka sendiri, tidak bisa menyembunyikan kehilangan ketenangan.

Salah satu petugas berlari ke sudut lorong, menuju di mana gambaran Sakuya duduk di atas kursi berayun.

"Sakuya sama? Apa yang terjadi padamu, Sakuya-sama!?"

Gambaran gadis kuil itu menghilang, terhapus dari pemandangan pada waktu yang sama seperti Seiryuu.

Sesudah itu, orang-orang mulai berbicara tiba-tiba. Seseorang menyarankan untuk menemukan pengendali spiritual sembari yang lainnya ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada naga. Kondisi Chevalier Kamamoto juga berada pada diskusi utama. Pemandangan yang dipenuhi dengan teriakan dan perintah kemarahan.

Keputusasaan untuk mematahkan keadaan sulit yang menjangkiti setiap petugas dan tentara di bawah mereka. Namun, tanpa Chevalier penting, ini adalah terkaan bagi siapapun untuk seberapa banyak usaha yang mereka dapat capai—

"...Masatsugu-'' sama'' dan Hatsune, kemarilah."

Putri tiba-tiba memanggil Masatsugu dan Hatsune.

Shiori berjalan dengan cepat dari lorong di dalam menara pusat dan Hatsune mengikuti secara langsung. Masatsugu pun melakukan hal yang sama.

Sejujurnya, ini bukan seorang pemimpin yang akan diperkirakan dari putri rumahan.

Semenjak sirene berbunyi, Shiori mengeluarkan berbagai perintah yang tepat. Sifat penurutnya semata-mata merupakan bagian luar arti untuk kerumitan dunia.

Segera mereka meninggalkan menara, binatang kecil muncul di atas bahu Shiori.

Seekor rubah putih seukuran hamster, dengan julukan binatang pelayan kecil yang disebut pipe fox. Roh yang dinamai Sakuya yang digunakan binatang sejenisnya.

Masatsugu mengatakan, "Binatang pelayan... Hari ini adalah pertama kaliku melihat langsung."

"Ini sesuatu yang aku minta pada ayah Hatsune. Menjaga seseorang benar-benar berguna."

Binatang putih kecil di bahu Shiori bernapas melalui kedua lubang hidungnya.

Raja Tenryuu memberikan banyak binatang pelayan pada Kerajaan Jepang dan pipe fox adalah salah satu jenisnya. Menggunakan kekuatan spiritual sejak lahir, mereka dapat menuntun umat manusia dengan mengundang keajaiban kecil.

Seperti senjata api, binatang pelayan merupakan salah satu yang diperbolehkan untuk digunakan oleh petugas militer dan polisi sebagai bagian dari asas dasar.

Terdapat rumor binatang pelayan ilegal di dalam masyarakat...

Shiori berbicara pada binatang misteriusnya, "Roh spiritual benteng pertahanan ini... apa itu yang disebutkan Sakuya, ya? Aku perlu berbicara padanya, jadi tolong cari dia. Kamu harusnya bisa menemukannya di genangan air bawah tanah."

Pipe fox meringkuk dan menghilang seperti itu.

Segera menuruti perintah, meninggalkan dengan tiba-tiba sesampainya.

"Putri, bisakah kamu memanggilnya dari tempat di mana kita tadi?"

"Tidak di depan orang lain. Aku perlu bicara padanya dengan rahasia," balas Shiori langsung pada pertanyaan Hatsune.

"Roh spiritual itu—terlihat sedikit aneh."

Ada perasaan tertentu di dalam nada suara putri.

"Yang disebut roh spiritual adalah dinding sebuah roh, sesuatu yang sama untuk avatar. Aku percaya kalau dia dan Seiryuu tidak bisa mempertahankan wujud mereka karena ketidakstabilan spiritual."

"Bagaimana kau bisa yakin?" Masatsugu tidak dapat dapat melakukan apa-apa tetapi menyisipkan diri. Ia sangat penasaran dengan nada yang Shiori ucapkan.

Atas kepentingan master-nya, Hatsune yang adalah pelayan pribadi menggembungkan dadanya dengan bangga dan mengatakan, "Ingat ini ya Onii-sama, putri kita tidak hanya pintar tapi juga diberkati dengan bakat spiritual. Dia benar-benar merupakan lambang kepintaran dan kecantikan, orang yang patut dicontoh dari teladan Yamato Nadeshiko!"

Bakat spiritual menunjuk pada kemampuan untuk merasakan dan mengirim gelombang spiritual.

Julukan pengendali spiritual diberikan pada mereka yang bekerja keras untuk memperoleh bagian sertifikasi. Dibandingkan pada manusia biasa, mereka adalah orang yang lebih bisa berkomunikasi dengan roh dan binatang pelayan, yang juga terampil dalam kendali spiritual.

Hatsune nampak begitu puas, tapi Shiori mengatakan dengan biasa, "Seperti rambutku, kemampuan semacam ini langsung barasal dari garis keturunan kakekku. Banyak putri mewarisi darah binatang suci yang memiliki bakat untuk ilmu mistik, itulah sifatku yang terkuat."

"Hebat."

Pujian biasa Masatsugu yang membisiki Shiori untuk mengangkat bahu dan mengatakan, "Begitu ya? Kaisar wanita saat ini yang mempunyai darah naga sedikit... Yang mana adalah mengapa pendukung terdekatnya selalu memandangku dengan permusuhan. Mereka mempercayainya sebagai hinaan besar bagiku untuk menanggung kemiripan pada kakekku meski termasuk pada saudara muda. Pada hakekatnya, keadaan merugikan lebih banyak."

Rambut pirang putih menawan putri berasal dari garis keturunan Raja Tenryuu.

Namun, Kaisar wanita saat ini, Yang Mulia Teruhime memiliki rambut hitam yang sama seperti orang Jepang. Masatsugu sekarang mengerti alasannya.

Shiori melanjutkan, "Tolong jaga rahasia ini yang aku beritahukan pada orang-orang yang dekat untukku."

"Seperti yang anda perintahkan."

"Selain dari masalah spiritual, aku juga menjaga banyak rahasia lain. Ini termasuk kepribadian asli juga fakta kalau aku lebih pintar dari sebagian orang yang salah mengira tentangku."

"...Pintar, ya?"

"Betul, dengan berbagai hal, aku tidak pernah kalah pada siapapun."

Ekspresi nyata putri membuatnya terdengar seperti menjadi pintar adalah suatu keharusan. Kata pintar yang sangat tidak sopan datang ke pikiran Masatsugu.

Pada saat itu, suara lonceng terdengar.

Pipe fox yang berada di atas bahu Shiori sebelumnya muncul dari udara tipis. Binatang pelayan kecil kembali.

"Bagaimana hasilnya?"

Pipe fox mengganggukkan kepalanya sedikit.

Nona muda mendesah dan mengatakan dengan jengkel, "Roh yang bernama Sakuya... aku tidak percaya dia menutup hatinya dan menolak untuk mendengar pada siapapun. Dalam hubungan manusia, dia nampak menjadi anak yang begitu malu. Jika dia berjanji untuk menjaga rahasia, aku akan rela membantunya..."

Di tengah keputusannya, putri tidak bisa lagi mendengar.

Dentaman tiba-tiba membanjiri suaranya. Sesuatu yang keras dan berat runtuh, yang diselingi oleh ledakan. Ini adalah apa yang mereka dengar.

Dinding pertahanan Suruga yang berbentuk bintang—Telah diterobos pada satu titik.

Tak diragukan lagi, Crusade musuh pastinya yang bertanggung jawab.

Dua Crusade tetap menembakkan senapan bayonet mereka dari udara. Menembus Kamuy yang ditugasi dengan harapan terakhir pak tua Kamamoto, mereka menyerbu kedalam area dekat benteng pertahanan.

Setelah itu, dua Crusade mendarat di dalam benteng pertahanan.

Dampak berat mengguncang tanah. Salah satu Crusade mendarat di atas atap bangunan kuno berukir baja.

Legion Inggris berdiri delapan meter tingginya.

Beratnya diperkirakan beberapa ratus ton yang langsung menghancurkan susunan beton yang diperkuat.

Siapapun di dalam akan mati tentunya. Berikutnya, dua Crusade mulai untuk memberondongi dengan tembakan.

Tembakan cahaya dari moncong dengan deras mengalir, meledakkan bagian dalam benteng pertahanan.

Crusade tidak mengarahkannya secara khusus. menembak pada tingkatan sepuluh tembakan per detik, tidak perlu membidik.

Berbagai susunan dalam benteng pertahanan—bangunan, markas militer, dll semuanya dibangun dari beton yang diperkuat, belum lagi mereka ditembus oleh cahaya seperti kotak kardus. Roboh. Hancur. Terbakar. Meleleh. Meledak.

Cahaya panas tajam meleleh dan mengiris melewati logam baja dan beton.

Itulah kekuatan senapan bayonet.

Hatsune berteriak dengan panik, "Putri! Kita harus buru-buru dan menemukan tempat perlindungan!"

"...Tidak, akan lebih aman untuk tetap tinggal."

Shiori melihat pada suatu bangunan. Menara pusat yang baru saja mereka tinggali.

"Menara ini adalah inti dari benteng pertahanan. Menganggapnya memiliki informasi tersembunyi di dalam dan di bawah tanah, pengendali roh atau sirene air harusnya muncul. Pihak musuh perlu untuk mengambil alih fasilitas untuk mereka gunakan sendiri... Oleh sebah itu Crusade pastinya tidak akan menyerang posisi kita."

Shiori benar.

Dua Crusade tidak berhenti menembak tetapi senapan mereka tidak pernah ditujukan dalam arah tiga orang di menara pusat.

Hatsune tersenyum dan Shiori menghela napas dalam kelegaan. Terlepas membicarakan untuk meyakinkan semua orang dengan keselamatan mereka, dia hanya dapat merasa gugup di dalam.

Berikutnya, putri menengadah dengan serius.

"Ayo ambil kesempatan ini untuk memanggil bala bantuan."

Sekujur tubuh Shiori berpijar putih. Sebuah cahaya berkekuatan spiritual.

Orang biasa pada dasarnya tidak bisa merasakan gelombang spiritual, tapi gelombang spiritual kuat akan melepaskan cahaya, menghasilkan sinar yang siapapun bisa lihat—

Menyaksikan fenomena yang dirumorkan ini, Masatsugu sangat terkesan.

"Pahlawan O yang kehilangan kekuatan, semoga keteguhan kalian dikaruniai oleh keagungan. Angkatlah keteguhan kalian."

Putri kerajaan berbicara dengan tenang di tengah-tengah cahaya putih gelombang aura.

Ingin tahu, Hatsune bertanya pada Shiori, "Putri, apa yang kamu lakukan?"

"Kamuy itu melanjutkan bertarung secara kejam dengan menghormati harapan terakhir Kamamoto-sama—aku mengmpulkan mereka untuk mempertahankan benteng pertahanan yang akan jatuh pada musuh. Namun, aku tidak tahu berapa banyak Kamuy yang akan menyerbu di sana..." gumam Shiori dengan khawatir.

Benar, Kamuy saat ini bertarung dengan berani melawan Crusade di luar benteng pertahanan juga. Tebakan siapapun dengan berapa banyak Kamuy yang masih utuh dan apakah mereka memiliki sisa untuk mengalihkan beberapa jumlah mereka kembali ke benteng pertahanan.

Dengan mengejutkan, bala bantuan tiba segera.

Menembakkan senapan bayonet mereka, dua Kamuy memasuki tempat ini dari sisi gerbang benteng pertahanan.

"Mereka yang menjaga gerbang!"

Masatsugu menyadari kalau mereka dalah dua Kamuy yang ditempatkan di sisi gerbang untuk tujuan penting. Mematuhi harapan terakhir pemimpin mereka, mereka juga masih belum menghilang dari medan pertempuran.


Balik ke Part 3
Lanjut ke Part 5

0 Comments for "Chronicle Legion: Volume 1 Chapter 2 (Part 4)"