Chronicle Legion: Volume 1 Chapter 3 (Part 3)

Masatsugu dan yang lain kembali ke SMA Rinzai sebelum siang.

Lebih tepatnya, asrama SMA. Putri Shiori dan Hatsune adalah penumpang.

Setelah mobil pribadi ditempatkan di area parkir, Masatsugu dan Hatsune masih menemani Shiori sambil pergi ke asrama.

Tidak seperti kemarin, Shiori tidak memimpin arah jalannya.

Di sekolah, dia bermaksud menjaga perilaku "putri ramah dan baik hatinya".

"...Taisei?" Masatsugu bertanya dengan ragu-ragu melihat Okonogi Taisei di depan asrama laki-laki.

Kaget dengan kehadiran putri, Taisei melambaikan tangannya, ingin berbicara dengan Masatsugu secara pribadi.

Hidup di kota, Taisei bukanlah penumpang. Selain itu, sekarang jika darurat perang terjadi, semua lembaga pendidikan harusnya diliburkan. Masatsugu tidak tahu mengapa dia ada di sini.

"Yang Mulia, boleh saya berbicara dengan teman saya?"

Masatsugu menatap pada Taisei sebelum meminta ijin dari putri.

"Silahkan... Tapi, aku mau bertemu dia juga. Aku mau tahu tentang keadaan sekolah dan murid-murid," balas Shiori.

Ketika Masatsugu membawa Hatsune dan putri bersama, Taisei menyambut orang penting itu dengan ekspresi putus asa sementara menanyakan Masatsugu dengan penglihatan "Apa maksudnya ini?"

Benar-benar tidak peduli, Masatsugu mengatakan, "Apa, Taisei? Bukannya kau ingin berbicara padaku?"

"Oh, yah. Untukku mendapat kesempatan yang langka, informasi sulit sampai. Aku pikir 'mungkin Masatsugu-kun memiliki berita menarik karena melayani putri?'."

"Dan kau datang jauh-jauh ke asrama untuk itu?"

"Yah, aku naik sepeda pancal. Sebagai anggota OSIS, aku juga sungguh penasaran apakah murid-murid yang menumpang bertindak melebihi batas. Aku mengamati asrama laki-laki sebentar dan ini sungguh semrawut."

Baru setelah itu Masatsugu ingat kalau teman baiknya adalah wakil ketua OSIS.

Wajah Taisei tampan dan masih seperti biasa. Dia mendesah, "Karena gangguan spiritual militer, ini hampir mustahil untuk menerima sinyal TV dan radio, tapi kadang-kadang ada gambar atau suara. Menggunakan informasi yang tidak lengkap, semuanya membuat segala macam spekulasi yang masuk akal dengan situasi—atau lebih seperti membayangkan situasi, aku pikir."

Dari apa yang Masatsugu dengar, pernah ada perusahaan yang mengembangkan telepon genggang seukuran saku.

Namun, kehadiran ''gelombang spiritual'' menjadi salah satu alasan yang merintangi meluasnya pemakaian perlengkapan ini—

Gelombang spiritual terbuat dari energi pikiran yang dihasilkan oleh binatang penjaga, roh spiritual dan Chevalier. Hubungan keseluruhan untuk kemampuan mengendalikan spiritual menyebabkan gangguan merusak bersama gelombang elektromagnetik dengan menggunakan kekuatan gelombang spiritual yang disebut "gangguan spiritual".

Mengenai pada semacam legenda perkotaan, menggunakan mesin pemanggang untuk Chevalier akan membuatnya meledak.

Sepuluh tahun lalu, ketika Raja Caesar memimpin ribuan Legion untuk melawan militer AS yang ditempatkan di Jepang, gangguan listrik terjadi ke penjuru Jepang.

Manusia belum menemukan cara menghasilkan gelombang elektromagnetik yang cukup untuk mengukur kekuatan gelombang spiritual.

"Lebih-lebih, di antara murid dari luar kota atau prefektur, ada orang yang berencana menerobos pemblokiran jalan belakang untuk pulang dengan sepeda pancal."

"Tindakan pergi dengan sendirinya tidak dilarang..."

"Benar, ketika aku mengatakan 'militer' tadi... Ini mungkin bukan Kerajaan Inggris tapi pasukan Wilayah Kinai, kan? Ini bukan penyerbuan dari luar negeri namun pemberontakan atau kudeta, ya?"

Pukul 7 tadi malam, Wilayah Kinai mengadakan konferensi pers.

Konferensi pers telah diadakan sebelum gangguan spiritual dan bisa menonton berita di Kota Suruga. Selalu was was dengan urusan saat ini, Taisei tidak melewatkan informasi ini.

Seolah Masatsugu akan membalas pada pertanyaan teman baiknya, nona yang ia layani, duluan berbicara.

Tersenyum dengan lembut, putri menawarkan sebuah saran.

"Kalau begitu, karena kebetulan siang hari... Kenapa kita tidak mengumpulkan murid-murid yang menumpang untuk makan siang bersama? Menimbang pada tindakanku sejak kemarin, aku tidak menyambut dengan baik semuanya dengan kedatanganku. —Hatsune, tolong bantu dengan persiapan."

"Y-Ya, Putri."


Sejam kemudian, makan siang bersama pun siap.

Terdapat lebih dari tujuh puluh laki-laki dan perempuan yang tinggal di asrama. Kantin sekolah dipilih sebagai lokasi karena tidak ada ruang di asrama di mana semua orang bisa masuk. Terlebih, Shiori menggunakan cara pengumuman umum sekolah demi mengundang murid dan guru lain yang ada untuk bergabung dengan makan siang bersama.

Karena waktu persiapan yang tidak cukup, sajian makanan tidaklah spesial.

Meski begitu, cukupnya teh dan bola nasi dapat dikumpulkan untuk membantu banyak orang, semua berkat panduan putri yang mengusulkan ide.

"Untuk beberapa murid yang kuhormati, maukah nona-nona yang sangat baik, bergabung membantuku di dapur? Dan tuan-tuan, bisa kalian membantu dengan menyiapkan tempatnya. Ah ya, dan bisakah anggota OSIS datang ke ruang penyiaran radio—"

Idenya sampai melewati Hatsune, Masatsugu dan Taisei yang kemudian menjalankan komunitas.

Shiori mengingat posisi Taisei di OSIS, jadi dia membuat permintaan pada anggota OSIS di sekolah melalui wakil ketua mereka. (sebenarnya, mereka yang dimaksud lebih seperti arah permintaan itu)

Selanjutnya, Shiori juga pergi ke dapur kantin untuk membuat bola nasi bersama dengan gadis-gadis.

Putri tidak mahir dalam bidang kuliner, tapi sadar akan status bangsawannya, para siswi dengan cepat akrab dengannya.

Ketika makan siang bersama dimulai, Shiori membungkukkan kepalanya untuk memanggil semuanya.

"Salam, nona-nona dan tuan-tuan. Suruga saat ini sedang menghadapi waktu yang mengenaskan."

"Pasukan Inggris dan Wilayah Kinai membentuk Serikat Pemulihan, bermaksud untuk memulai pemberontakan melawan pemerintahan kerajaan kita. Ini tidak dapat disangkal."

"Namun, kepanikan atau sikap waspada berlebihan hanya akan membawa bahaya yang lebih besar pada kalian sendiri."

"Anggota Chivalry dengan tegas melarang pasukan-pasukan bersenjata dari menyerang, menjarah dan dengan sengaja merugikan penduduk serta tempat rumah mereka. Persetujuan ini, dipelopori oleh Kaisar Karl Agung dari Serikat Raja Chivalric, dengan kuat didukung oleh Raja Caesar dan Ratu Victoria II Inggris, hingga datang untuk menjelma sebagai pengurus peraturan perjanjian luar negeri."

"Dengan kata lain, kita dilindungi oleh anggota ini."

"Ini sangat mungkin kalau serangan lebih lanjut akan dilancarkan melawan benteng pertahanan Suruga, namun berpindah-pindah meninggalkan kota—pergi menuju tempat yang dilindungi oleh Anggota Chivalry—akan sebenarnya jadi pilihan yang paling berbahaya."

Putri menjelaskan situasinya, memperingatkan murid-murid terhadap tindakan ceroboh.

Lalu dia tersenyum dan mengatakan setengah bercanda, "Aku berhenti sekolah di Romawi setengah jalan dan dipindahkan ke sekolah ini... Sekarang jika aku datang ke Suruga, aku bakal menghadiri sekolah dengan baik, setidaknya sampai lulus. Aku akan menghargai jika semuanya bisa menantikannya benar?"

Kata-kata lembutnya berhasil menghilangkan kegugupan dalam penonton, membawa gelombang tertawa di bawah panggung.

Setelah akhir pidatonya, Shiori tidak duduk di bawah. Dia berjalan di sepanjang arah untuk berbicara dengan akrab bersama para murid. Ketika ditanyai tentang keributan saat ini, dia akan menjelaskan situasinya sebisa mungkin. Tidak pernah kekurangan senyum di sekelilingnya sedikit pun.

Hanya sebelum makan bersama akan berakhir, Taisei mengatakan pada Masatsugu, "Hebat sekali. Dengan perkumpulan ini, Yang Mulia menjadi 'putri asrama murid,' bertindak lebih dapat diandalkan dari guru-guru atau OSIS kami. Jika begini, dia akan mengambil alih dunia di dalam sekolah dengan kurang dari sebulan."

Asrama Teratai Hitam ditetapkan semata-mata untuk putri.

Sebuah bangunan dua tingkat yang didirikan dengan susunan baja. Ada sebuah aula besar, ruang makan, ruang santai, ruang baca dan lain sebagainya di atas lantai bawah dengan beberapa kamar pribadi untuk penumpang di lantai kedua. Rancangannya sama seperti asrama laki-laki dan perempuan.

Namun, asrama Teratai Hitam dengan jelas terasa bagus dan bersih.

Berkat renovasi, semua kertas dinding baru. Perabotan indah juga membuat bagian dalam sangat bagus.

Hiasan bagian dalam sendiri menggunakan "corak Rokumeikan".

Setelah makan bersama, Masatsugu, Shiori dan Hatsune pergi ke ruang santai di asrama Teratai Hitam. Terdapat tiga sofa besar yang diatur di dekat meja rendah.

Sebagai gadis yang memimpin, Shiori duduk tanpa terburu-buru di sofa. Berdiri, Masatsugu melaporkan pada putri, "... Dan itulah apa yang teman baikku katakan baru saja."

"Mengambil alih dunia, ya? Temanmu memiliki cara menghibur dengan kata-kata."

Masatsugu mengulangi apa yang Taisei katakan, menyebabkan Shiori untuk tersenyum.

Tidak seperti "senyum penurut yang diarahkan ke dunia luar" bahwa Shiori bosan selama makan bersama, senyum ini menyampaikan semacam ironi bersama dengan ketekunan dan kepandaian kuat.

"Namun, dia menjelaskan dengan cukup baik. Aku harus menjadi sebagian orang yang berpengaruh di sekolah ini dan Suruga. Sebaliknya, rencana masa depanku akan berpengaruh... Pertama, aku mesti mengambil alih dunia Suruga sebelum melangkah bersama tujuan memerintah tertinggi di Prefektur Shizuoka, Tōkaidō, Jepang timur, lalu Jepang barat."

"...Apa?"

Shiori mengatakan beberapa kata yang tak akan seorang pun perkirakan dari putri rumahan.

Sementara Masatsugu kebingungan di tempat, Hatsune mengatakan dengan gembira, "Kau harus ingat ini baik-baik, Onii-sama, putri kita memiliki rencana yang sangat ambisius. Pertama, dia akan membuat nama untuk dirinya dan mengajari pada pihak Kaisar wanita yang telah mengganggunya serta ibunya. Di masa depan, dia akan menjadi dalang yang diam-diam menguasai seluruh Jepang dari bayangan."

"Apa?"

"Singkatnya, putri kita akan mengambil alih Jepang. Kita dari klan Tachibana adalah pembantu dan mata-mata yang dipercaya untuk membantu dalam mencapai tujuannya♪"

Pernyataan Hatsune mengejutkan, tapi ini mungkin untuk menemukan logika yang mendasar.

Hubungan akrab antara klan Tachibana dan Putri Fujinomiya Shiori pastinya sungguh mirip pada ikatan erat antara 'jenderal zaman Sengoku dan klan ninja rahasia'.

Bahkan pelayan rumah di asrama Teratai Hitam semuanya adalah ibu-ibu dari klan Tachibana.

Juga, Hatsune mengganti kimono dan hakamanya dengan seragam resmi sekolahnya. Melihat dia berpakaian seperti itu, Masatsugu berpikir sebentar.

Mungkin Hatsune menyukai mengenakan hakama tanpa sadar sebagai penjaga masternya.

Ini jauh lebih mudah untuk bergerak dengan hakama daripada rok. Saat ini, di dalam asrama, ada kemugkinan serangan pada putri akan sedikit rendah, karena itu Hatsune mengganti seragamnya.

"...Kau sebenarnya memperhatikan sampai detail. Ini mengejutkan."

"Onii-sama, bisa kau tidak membuat komen tak sopan dengan menyedihkan?"

"Oh, maaf. Tengah semester datang dan kau ditetapkan sebagai orang yang meminjam salinan catatan dari teman-teman dan menyelesaikan ujian di menit-menit terakhir."

"Bagaimana kau tahu strategi ujianku!?"

Normalnya, diberikan situasi huru-hara saat ini, siapapun bisa menebak apakah tengah semester akan diadakan.

Namun, Masatsugu sekarang menatap pada Shiori untuk menyimpan pertanyaan pada dia.

"Aku sekarang mengerti maksud Yang Mulia. Pertanyaanya, kenapa aku? Walau aku bagian klan Tachibana, kita baru saja kenal satu sama lain selama beberapa hari."

Waktu itu, Masatsugu masihlah murid biasa tanpa petunjuk sedikitpun tentang rahasia klannya.

Selain itu, dia kehilangan ingatannya juga. Ini dianggap tak sebanding bagi putri untuk diambil sebagai seorang bawahan terpercaya dengan kepribadian dan sifat yang tak dikenal.

Shiori membalas, "Benar, ada banyak masalah yang perlu aku diskusikan denganmu, Masatsugu-sama, termasuk satu ini. Tolong temani aku."

"Baik. Apa ini... seperti pertemuan pribadi?"

"Tidak, ini adalah ajakan ''kencan'' pribadi," putri membalas tiba-tiba dengan ekspresi sepenuh hati.


Karena itu, Masatsugu dan putri memutuskan untuk "bertemu pada kencan mereka."

Mereka memilih untuk bertemu di depan toko dekat asrama setengah jam kemudian. Deretan tempat ini memiliki toko di daerah Suruga yang lebih besar, yang umumnya tidak buka 24 jam.

Masatsugu tiba lima menit lebih awal. Dengan segera, seseorang berbicara padanya.

"Terima kasih untuk datang."

Ia berbalik untuk melihat putri seperti yang diperkirakan. Dia rupanya baru tiba.

Sebagai ganti blus dan rok biasanya, Shiori berganti dengan gaun one-piece dan pembalut kaki hitam yang dipasangkan dengan sepatu hak tinggi. Dia juga memakai kacamata.

Mungkin karena kacamatanya, dia nampak lebih pintar dari biasanya.

"Ini bukan penyamaran... Tapi sedikit persiapan untuk menghindari perhatian."

"Maaf jika aku kurang sopan tapi itu benar-benar tidak cukup. Yang Mulia muncul di TV sebelumnya dan banyak orang yang melihat wajahmu. Terutama untuk mereka yang tinggal di sekitar sekolah."

Shiori sangat menonjolkan kecantikan pirang platina.

Kehadirannya sendiri sudah menarik banyak perhatian. Namun, Shiori tersenyum dengan biasa dan mengatakan, "Santai saja, selama aku melakukan ini..."

Dengan sekejap, Masatsugu terkejut. Dia sepertinya mendengar suara melengking dari si putri.

"Jika aku menggunakan penyamaran bayang-bayangku, aku tidak akan disadari dengan mudah. Orang yang hanya melihat Fujinomiya Shiori di TV tidak akan dapat melihat identitasku."

"Gelombang aura... Jadi ini kendali spiritual?"

"Betul. Metode ini tidak punya efek melawan mereka yang kenal baik denganku, atau kau dan Hatsune... Crusade kemarin juga menggunakan penyamaran di bawah jenis kemampuan yang sama."

"Begitu ya. Kayaknya aku terlalu berpikir berlebihan."

Memang benar, jika ia melihat baik-baik Shiori dengan hati-hati sekarang, wajahnya nampak sedikit kabur.

Masatsugu meminta maaf setelah memahami seluruh ceritanya. Ketika berbicara pada putri, dia selalu berhenti pada sikap sederhana dan pendiamnya, mempertahankan sebuah "sikap hormat yang seakan berinteraksi dengan orang yang lebih senior dalam teknik bela diri."

Dia berbanding terbalik dengan putri, sepenuhnya menyadari kehebatan yang menggunakan pembendarahan kata lebih baik darinya.

Namun, Shiori memberitahu padanya, "Masatsugu-sama, boleh aku memberikanmu sebuah ''perintah''?"

"Seperti yang mau kamu harapkan."

"Berhentilah bicara dengan sikap ini. Bicara saja padaku seolah kau bicara pada Hatsune."

Perintah tak terduga ini menarik punggung Masatsugu.

"Tidak, itu akan sangat tidak sopan—"

"Seperti yang aku sudah katakan... Ini adalah perintah, bukan? Sekarang kalau menolak perintah malah begitu tidak sopan."

Shiori tersenyum dengan nakal.

Putri ini senang menggoda orang lain untuk menghiburnya pada kesempatan. Masatsugu sudah mengamati ini kemarin, jadi tidak mengejutkannya, kecuali ia tidak yakin bagaimana untuk membalas.

"Apa kau tidak bisa mengikuti petunjukku mau bagaimana pun?"

"Uh."

"Jika begitu, setidaknya berhenti memanggilku sebagai 'Yang Mulia'. Aku mengatakan yang sama pada Hatsune, kalau aku tidak suka diperlakukan dengan istimewa."

"Baiklah. Lalu aku akan memanggilmu 'Putri' juga."

"Silahkan saja kalau kamu menggunakan kata ganti yang keren."

Masatsugu berpikir untuk sejenak. Putri secara khusus memilih Hatsune sebagai pelayan pribadinya.

Kalau begitu, bertindak lebih normal akan sesuai seleranya. Kemampuan Masatsugu untuk menggerakkan genderangnya sendiri juga disebut untuk memperkenalnya. Dia memutuskan untuk membiarkan aspek ini dengan melepaskan kepribadiannya.

"Putri, di mana kita pergi hari ini?"

"Karena aku memanggil ini kencan sebelumnya, Masatsugu-sama, bisa kau memimpin dan memutuskan rencana perjalanan semuanya untuk kita?"

"Itu tanggung jawab yang sangat berat bagiku. Ijinkan aku untuk menolak."

"Jadi."

Nada Masatsugu bergeser dari sebelumnya. Shiori tersenyum dengan penuh kepuasan.

"Lalu mau bagaimana lagi. Aku tidak tahu bagaimana, jadi tolong ikuti aku."

Masatsugu pergi bersama Shiori, tetapi memikirkan dengan langsung yang terjadi padanya.

Mereka ditahan di wilayah kota di bawah darurat perang, belum lagi putri berjalan dengan membuka langkahnya. Dia benar-benar dalam mood bagus.

Apa yang Shiori katakan berikutnya memperkuat dugaan Masatsugu.

"Meskipun darurat sekarang ini, aku masih agak senang."

"...Kenapa begitu?"

"Sampai saat ini, aku menjaga rahasia kepribadian dan kemampuanku yang sebenarnya, demi hidup di bawah penyamaran dari putri yang tak berbahaya. Tapi segera aku menarik sedikit terlalu banyak perhatian di istana kerajaan, aku yang ditargetkan, akhirnya pergi dan dikirim ke istana Romawi sebagai sandera."

Nada suara putri nampak kurang berhati-hati dari sebelumnya.

"Namun, setelah menghabiskan rencana bertahun-tahun, aku akhirnya akan menyelesaikan persiapan untuk menyerang balik. Aku akan menggunakan Suruga sebagai titik permulaan untuk memperluas pengaruh wilayahku. Sebagai akibatnya, aku tak bisa berpura-pura patuh setiap saat seperti sebelumnya, aku juga harus bekerja keras menggunakan kecerdasan dan kemampuanku... Sebetulnya, ini benar-benar sangat menyenangkan."

Keduanya berbicara sambil berjalan di sepanjang jalan pedalaman. Tempat ini mendekati kaki Gunung Kunou, tidak jauh dari dataran tinggi.

Pengeras suara di kota menyiarkan bagian-bagian berita.

'Halo semuanya, ada sesuatu yang ]harus aku beritahukan pada kalian semua saat ini—'

Ini permasalahan dengan pemerintahan kota melalui penyiar wanita. Dengan siaran radio umum seperti sinyal TV dan radio yang dipengaruhi oleh gangguan spiritual, artian mudah komunikasi ini adalah sebagian cara mengesankan untuk mengirimkan informasi.

Pengumuman tidak berbeda dengan isi dari apa yang Shiori katakan di makan bersama sebelumnya.

Namun, cara berbicara putri membuat perasaan mendalam gembira di hati orang-orang, mungkin karena udara kepemimpinan pada putri bangsawan.

"Berlangsungnya gangguan Spiritual... Dengan kata lain, pasukan Inggris masih menyebabkan campur tangan dari wilayah pinggiran Suruga."

Shiori menyimpulkan situasi setelah mendengar penyiaran.

"Mungkin pasukan Inggris bermaksud untuk melanjutkan serangan kemarin."

"...Jika begitu, mereka masih mau untuk menaklukan benteng pertahanan Suruga?"

"Ya, pasukan Inggris dan Wilayah Kinai mungkin ingin menggunakan Prefektur Shizuoka sebagai markas operasi untuk menyerbu Hakone."

Analisis akurat Shiori menunjukkan kalau dia memahami sedikit dalam strategi militer.

"Serangan dari benteng pertahanan di dalam Prefektur Shizuoka sementara disediakan dengan cairan ectoplasmic dari kuil air—Itulah situasi yang mereka harapkan terjamin. Jika memang betul, mereka semestinya mengambil benteng pertahanan pertama Fuji, yang paling dekat ke Hakone, sebelum menaklukan Suruga dan Nagahama di dekat Fuji untuk menghindari diserang dari belakang."

Putri Shiori nampak seakan memikirkan mengalami sebuah game strategi.

Sosok wajah empat matanya terlihat sangat pintar dan cerdas, gaya yang lebih cocok untuknya daripada berpura-pura bersikap jinak. Itulah kesan Masatsugu yang terkumpul dari ekspresinya.

"Putri, aku tidak mengerti Legion sama sekali. Apalagi, aku berhasil melakukan itu kemarin. Mungkinkah itu istilah ''legatus legionis''..."

Sambil memperhatikan kecantikan putri dengan pikirannya, Masatsugu berbicara padanya.

"...Apa istilah ini memiliki suatu hubungan pada Legion?"

"Yah... Ini untuk menjelaskan masalah itu bahwa aku mengundangmu hari ini. Maafkan aku, Masatsugu-sama. Aku akan lebih fokus pada kencan."

"...?"

Masatsugu bimbang, tidak yakin mengapa putri membungkukkan kepalanya untuk minta maaf.

Selain itu, kenapa putri bersikeras mengajak jalan-jalan "kencan" dengan penjaganya? Sementara itu, Shiori menatap pada Masatsugu—Ada tanda kesedihan di matanya.

"Masatsugu-sama, apa kau masih tidak ingat, ya?"

"Ingat tentang?"

"Kau masih tidak mengingatku. Dulu, kita pernah bertemu."

Masatsugu terkejut. Yang ternyata ia bertemu putri sebelumnya. Jika sesuatu yang penting seperti ini benar-benar terjadi, itu seharusnya sebelum ingatannya menghilang. Namun, ia tidak bisa mengingat apapun.

"Kita akan melanjutkan permbicaraan setelah masuk. Ini adalah tempat yang mau aku tunjukkan."

Mereka berdua berbicara sembari berjalan.

Di saat itu, putri berhenti di depan hutan bambu di kaki gunung.

Mengamati lebih dekat, memperlihatkan jalan kecil di hutan bambu. Masatsugu mengikuti Shiori menuju kedalaman di mana terdapat sebuah kuil, rumah Jepang kayu.

Ini kecil dan bangunan yang menawan.


Balik ke Part 2
Lanjut ke Part 4

0 Comments for "Chronicle Legion: Volume 1 Chapter 3 (Part 3)"