Chronicle Legion: Volume 1 Chapter 3 (Part 5)

Rumah di tengah-tengah hutan bambu telah dengan hati-hati dirawat.

Dia bisa mengetahui dari menatap pada pintu, jalan masuk dan koridor. Tidak ada noda debu sedikitpun di setiap tempat dan berbagai bagian luar kayu seluruhnya dibilas sangat bersih dan rapi.

Halaman kecil yang relatif bercorak seperti taman Jepang.

"Tanah bangsawan Ryouzan ini milik keluarga jauh dari pihak ayahku. Berkat kemurahan hati mereka, Aku bebas menggunakan tempat ini dengan leluasa selama menetap di Suruga."

Shiori menunjukan jalannya, menjelaskan asal muasal bangunan ini sambil duluan melewati koridor. Masatsugu mengingat apa yang Hatsune katakan tentang ayah putri yang menjadi mantan mata-mata yang selalu tinggal di Suruga.

Selain itu, Masatsugu dapat merasakan keberadaan orang lain (kemungkinan pelayan rumah).

Namun, mereka tidak menunjukan diri, hampir seperti udara. Masatsugu percaya kalau mereka akan langsung muncul untuk mematuhi perintah Shiori segera dia memanggilnya.

Suasana tenteram rumah ini pastinya di luar kemampuan klan Tachibana untuk tandingi.

"Kemarilah, Masatsugu-sama."

Masatsugu dibawa menuju ruangan bergaya Jepang. Duduk dengan formal di seiza, Shiori mengisyaratkan dua bola matanya pada Masatsugu agar mengambil tempat duduk di depannya. Ia menuruti sambil diarahkan.

Tidak pernah dalam mimpi semenanya akan berkesempatan tatap muka dengan putri secara pribadi.

"Daripada disebut kencan... Ini lebih seperti janji ketemuan."

"Putri, kau menggunakan kata-kata itu sebagai hubungan romantis di waktu seperti ini."

Dengan terus terang, Masatsugu mengatakan pada putri yang sedang berpikir serius.

"Mungkinkan kalau kau jatuh cinta denganku di waktu singkat ini dan lalu menembakku hari ini?"

"Ng-Ngomong apa sih kamu!? Baru beberapa hari ketemu juga! Mengembangkan hubungan romantis setingkat itu akan sangat gak wajar!"

"Maaf. Hanya kebetulan kalau aku mendengar banyak pembicaraan tentang topik ini belakangan."

Reaksi Shiori sangat kebingungan sambil Masatsugu membungkukan kepalanya dengan minta maaf, yang benar-benar biasa.

Lebih tepatnya, ia tidak "mendengar" pembicaraan itu. Sebaliknya, ia membacanya dalam novel romcom (singkatan dari genre romance dan comedy) yang ditujukan untuk laki-laki SMA. Mengesampingkan ini, Masatsugu memikirkan hal lain.

Jadi dia memiliki sisi unik pada kepribadiannya yang seperti seorang putri.

Dan sebaliknya, putri berbicara dengan perasaan tidak senang, "Ya ampun... Aku kira kau itu orang yang lebih serius. Salah sepertinya."

"Maaf tentang itu. Boleh aku menanyakan seperti apa aku?"

"Apa tidak ada yang memberitahu, kalau kau punya wajah tampan mirip artis?"

"Oh benar, aku dengar itu beberapa kali, kecuali mereka selalu menambahkan 'jika saja kau punya kepribadian normal' di akhir."

"...Nah, keegoisan dan kepekaanmu sedikit aneh," putri diam-diam menanggapi Masatsugu, dengan langsung membungkukan kepalanya yang diikuti "maaf tentang itu."

"Tapi, Putri, karena penampilanku sesuai sama seleramu, lalu pastinya tujuan membawaku kesini masih untuk menembak, 'kan? Dan kau memberitahu semua ini karena sangat malu untuk berbicara, begitukah...?"

"Tentu saja tidak!" Shiori menyangkal dengan serius yang kemudian buru-buru memelankan suaranya. "Se-Sebenarnya, aku sungguh berterima kasih padamu untuk menyelamatkanku kemarin. Dengan repot-repot menyelamatkanku seperti itu... Kuhargai itu seumur hidup."

Shiori membungkukan kepalanya lebih rendah dan berterima kasih dengan sikap seiza, sekaligus melakukan ritual penuh hormat dengan menekan tiga jari dari kedua tangannya menghadap tanah.

Sungguh tak disangka, menganut pada etika yang terlepas dari kepribadian keras kepalanya, pikir Masatsugu. Putri mengangkat kepalanya dan menatap langsung pada Masatsugu.

Saling melempar tatapannya dengan terus terang, Masatsugu melihat kembali pada Shiori dan mengatakan, "Aku hanya menjalankan kewajiban sebagai pengawal. Tidak perlu sampai membebani pikiranmu. Selain itu, aku ingin tahu. Kenapa perjalan kita hari ini disebut 'kencan'?"

"Ya. Harapanku untuk kita mengembangkan hubungan lebih dalam, Masatsugu-sama. Oh..." Shiori menjawab karena sebelumnya kebingungan. "Ka-Kau tahu maksudku hubungan baik antar putri dan bawahannya, bukan percintaan antara laki-laki dan perempuan—Aku ingin memastikan apakah kita bisa mempererat keserasian dengan benar dari pandangan orang-orang. Itulah alasan mengapa kau harus menemaniku. Karena aku punya masalah penting yang dibicarakan, ini adalah 'kencan' dengan arti khusus."

Putri menarik napas kemudian menegaskan secara langsung, "Masatsugu, sebelum ingatanmu menghilang, kau semestinya menjadi kesatriaku."

Seperti yang diduga, Shiori tahu tentang hilang ingatan Masatsugu. Tanpa melepas perhatiannya, putri tidak mungkin tidak mengetahui, sebab Masatsugu tidak terkejut, namun...

"Aku menjadi kesatriamu? Tapi aku bukan Chevalier—"

"Kau Chevalier juga. Seperti Raja Caesar dan Laksamana Nelson Kerajaan Inggris, kau dihidupkan kembali dan terlahir lagi dari dunia kuno. Seperti yang kau tahu, mereka semua Chevalier bersama pasukannya sendiri."

Shiori lanjut menjelaskan. "Dan juga, mereka semua adalah Chevalier kuat tanpa pengecualian. Terdapat banyak Chevalier cerdas yang lahir di jaman ini... Tapi tak ada yang bisa memanggil lebih dari seratus atau dua ratus Legion. Mereka tidak sebanding dengan Raja Caesar atau Karl Agung yang bisa memimpin sampai ribuan pasukan kuat."

"Omong-omong, julukan yang kau panggil terakhir kali..."

"Ya, istilah ''legatus legionis'' berarti 'Chevalier sebenarnya,' dan julukan ini untuk yang hidup kembali, mereka yang kembali dari tanah kematian."

Shiori menjelaskan julukan ini yang hanya diketahui keluarga raja, politikus dan pasukan.

"Akulah yang meminta ayah Hatsune menyiapkan identitas Tachibana agar kau terhindar menarik perhatian tak perlu. Kebetulan, klan Tachibana memiliki pemuda yang mati dalam kecelakaan, jadi kami meminjam pendaftaran keluarganya."

"...Aku mengerti."

Setelah mendengar dengan hati-hati pada penjelasannya, Masatsugu segera mengangguk dan membalas dengan singkat.

Tersenyum dengan agak masam, Shiori mengatakan, "Kau tidak gelisah sedikitpun."

"Aku sudah tahu kemarin kalau aku bukan orang biasa. Selain itu, tidak mungkin bagiku untuk memastikan pernyataan tentang Raja Caesar dan yang lain, jadi tidak perlu menarik suatu kesimpulan di sini... itu benar-benar panjang dan singkat."

Masatsugu selalu tenang akan sikapnya sendiri. Membuat sebagian watak alaminya, yang mengekpresikan pemikiran jujurnya.

"Tentu saja, aku ingin tahu mengapa orang sepertiku kehilangan ingatan."

"Mungkin... kehidupan kembalimu tidak berjalan dengan lancar."

"Apa maksudmu?"

"Aku terbangun dua tahun lalu. Lebih tepatnya, aku berdoa pada kakekku, Raja Tenryuu, untuk mengirimkanku 'kesatria kuno' dan setuju akan permintaanku."

"Kenapa kau membuat permintaan seperti itu?"

Masatsugu dengar kalau dewa binatang suci akan mengabulkan permintaan dari seorang gadis yang ditunangi pada mereka atau anak garis keturunannya dan diberikan kekuatan mistis seperti Legion atau binatang penjaga untuk mereka.

Cucu Raja Tenryuu, Shiori harusnya memohon hak istimewa ini. Pertanyaannya, demi tujuan apa?

"Tujuanku sama seperti Wilayah Kinai. Aku mengharapkan kekuatan militer yang cukup untuk berdiri melawan Raja Caesar meski tidak bisa mengalahkannya. Sebaliknya, ikut dalam perebutan kekuasaan Jepang jaman ini akan mustahil. Aku butuh Chevalier kuat yang bertarung untukku, demi mewujudkan idealismeku."

Fujinomiya Shiori adalah putri enam belas tahun. Dengan kata lain, dia baru menginjak empat belas, dua tahun lalu.

Apa yang paling mengejutkan Masatsugu hari ini adalah menemukan kalau dia menyembunyikan ambisi serta aspirasi di usia mudanya. Di depan Masatsugu yang tercengang, Shiori membungkuk lebih rendah lagi, membawa tiga jari di masing-masing tangan menekan lantai.

"Masatsugu-sama, aku punya permintaan lain."

"......"

"Aku ingin meminjam bantuanmu. Entah pantaskah aku, pikirkanlah dengan baik-baik sebelum memberikan jawaban dalam beberapa hari nanti. Terima kasih."

"Ini bukan perintah?" tanya Masatsugu dengan membalas pada permintaan sungguh-sungguh putri.

Shiori menengadahkan kepalanya, mengangguk dan mengatakan, "Meski kau kehilangan ingatan, Masatsugu-sama, kau sering menjadi pejuang dengan senjata berkekuatan termasyhur di masa lalu. Salah satunya orang sepertimu yang dapat mengemban julukan ''legatus legionis''. Akan terlalu kurang sopan memerintah pahlawan setingkat itu."

Masatsugu sekarang mengerti mengapa Shiori memanggilnya dengan sebutan "-sama" sejak awal.

"Apa yang aku minta adalah bantuan daripada kesetiaan. Sebagai ganti untuk ini, aku rela membayar berapapun."

"Berapapun?"

"Benar. Status popularitas atau kekayaan, apapun selama ini dalam kemampuanku."


Demikian, "kencan" Masatsugu dan putri ditutup.

Melanjutkan melayani sebagai pengawalnya untuk saat ini, Masatsugu bersiap untuk berangkat dari rumah megah bersama dengan Shiori.

"Bisa kau menunggu di sini sebentar? Aku perlu mewujudkan binatang penjaga."

"Mewujudkan binatang penjaga? Boleh aku mengamati tekniknya?"

Pengendali spiritual dapat mewujudkan binatang penjaga dengan kekuatan gelombang aura. Masatsugu baru mendengar tentang teknik itu, jadi ia meminta menghilangkan rasa ingin tahunya seketika mendengar Shiori menyebutkan yang dia akan lakukan.

Untuk beberapa alasan, putri diam terpaku. Setelah keragu-raguan sejenak, dia mengatakan dengan canggung, "Yah... Boleh aja. Kemungkinan jika menyaksikan penggunaan kekuatan mistis atau cairan ectoplasmic akan menyentak ingatanmu seperti kemarin... Ini kesempatan yang bagus."

Memberitahu dia harus bersiap dulu, Shiori meninggalkan ruang bergaya Jepang.

Dia kembali dua puluh menit kemudian, mengejutkan Masatsugu sesaat ia melihatnya. Putri berambut pirang platinanya menjulang dan muncul di depan Masatsugu sambil berpakaian tanpa apa-apa melainkan pakaian dalam bergaya Jepang.

Berkat baju ganti putri, Masatsugu bisa memastikan sosok sempurnanya dan daya tarik perempuan sekali lagi.

"Tolong ikuti aku. Pindah tempat aja."

Shiori merasa ngeri, mungkin malu dengan pakaiannya.

Dia berjalan di depan untuk menghindari kontak mata dengan Masatsugu. Dia membawa Masatsugu menuju taman belakang di mana terdapat pemandian terbuka. Pemandian indah nan klasik yang dibuat dari pohin cemara Jepang.

Sebagai tambahan, lokasinya tertutupi oleh hutan kecil bambu, yang memberikannya kenyamanan mandi di hutan bambu.

Awalnya rumah yang menirukan penginapan Jepang biasa, tapi sedikit yang Masatsugu bayangkan menjadi benar-benar dilengkapi dengan pemandian terbuka juga. Selagi terkesan oleh semua ini, Masatsugu menyadari pemandiannya tidak dipenuhi dengan air panas biasa.

Kolam yang penuh dengan cairan biru laut, secantik laut selatan.

"Ini disebut cairan ectoplasmic buatan... Ini sama dengan yang ada di bawah tanah benteng pertahanan."

"Sumber militer, dengan kata lain. Bagaimana kau mendapatkan itu?"

"Sebagian dari berkah kakekku. Cairan ectoplasmic buatan dikumpulkan dari darah murni yang diterima oleh binatang suci bersama dengan air bersih yang secara spiritual membersihkan... Jumlah kecil cairan ectoplasmic juga dapat dihasilkan menggunakan darah putri atau cucu binatang suci."

Tertawa kecil dengan senyum, Shiori menambahkan, "Dalam kaitan sumbangan darah, jumlah ini akan terbatas. Aku tidak tertarik menghabiskan darahku sendiri, karena itu aku tidak begitu rakus... Masatsugu-sama, tolong bawa itu padaku."

Masatsugu mengambil papan berukuran A3 dan menempatkannya di atas lantai pemandian. Papan ini adalah jimat binatang penjaga yang Hatsune pinjam. Di atasnya terdapat gambar binatang yang menyerupai anjing juga tertulis kanji "memanggil dewa agung" dan berbagai huruf Sansekerta.

Shiori berlutut di sebelah kolam cairan biru misterius.

Memegang ember kayu, dia menggayung cairan ectoplasmic dan menyiramkan di atas kepalanya sendiri.

Dia mengulangi ini beberapa kali. Berdiri di sebelahnya pun, Masatsugu terpercik sedikit. Cairannya terasa benar-benar dingin. Ini adalah pembersihan air dingin untuk menyucikan pikiran dan tubuh seseoang.

Bunyi halus juga bisa terdengar dari tubuh putri.

Masatsugu secara naluriah mengerti—Ada sebuah kekuatan mistis yang meningkat.

Air suci biru merembes kedalam tubuh dan pikiran Shiori, yang menambah jumlah aura dan kekuatan mistisnya.

"Diperuntukan turun menuju dunia, semoga dewa menemani dirimu."

Shiori menyentuh "gambar anjing" di atas papan dengan tangan basahnya. Jimat binatang suci dengan langsung mengembang, menjelmakan papan berukuran A3 menjadi serigala raksasa.

Serigala perak, hampir seukuran kuda muncul.

Serigala perak mengeram dengan ganas dan segera menghilang.

"...Maaf. Aku menyerap cairan ectoplasmic dan menyucikan tubuh dan pikiranku dulu, karena sudah lama sejak aku terakhir memanggil serigala Mibu—"

Menambah cairan ectoplasmic merupakan dasar untuk menggunakan kekuatan mistis mereka, seperti Chevalier dan pengendali spiritual.

Masatsugu bertanya pada Shiori, "Jadi itu serigala yang disebut Mibu?"

"Betul. Dalam situasi darurat saat ini, aku mau memiliki binatang penjaga lain selain dari pipe fox, yang kenapa aku meminta Hatsune mendapatkannya. Uh... Masatsugu-sama. Bi-Bisa kau berhenti menatapku...?"

"Maaf."

Pakaian dalam basah itu melekat dengan lengket pada tubuh putri.

Lekukan Shiori menjadi lebih jelas dari sebelumnya, memperlihatkan bentuk sempurna dadanya di hadapan Masatsugu. Hatsune kayaknya mencapai "G" tapi putri menyainginya, melintasi batas "F"...

Terganggu oleh pemikiran serampangan, Masatsugu baru akan menggeser tatapannya—Ia menyela dirinya.

Sebuah ide masuk padanya dengan kebetulan dan sekaang adalah kesempatan sempurna untuk membawanya.

"Putri, kau tadi mengatakan rela memberikan dengan segenap kemampuanmu, benar?"

"Ya."

"Maaf, aku tidak berpikir kau sekarang sanggup memberi bayaran besar pun. Status tenar dan kekayaan yang kau janjikan... Ini janji kosong sebetulnya, tidak berbeda dari memakan kue untuk memuaskan rasa lapar."

"Yah—benar juga sih."

Shiori menengadah dan meluruskan punggungnya dengan tegas, menerima kritik Masatsugu.

Sikap yang sedemikian mungkin tidak disengaja. Masatsugu tersenyum sambil membalas, memikirkan bagaimana menariknya putri. Di samping membanggakan dirinya pada kelicikan dan intrik politik, Shiori sudi memperlakukan "orang-orang" dengan semaunya.

Selama makan siang bersama hari ini, dia giat bergaul dengan murid-murid asrama.

Menjalin hubungan dengan murid-murid, dia tidak ditemani Hatsune atau Masatsugu. Dia pastinya bisa menjaga dirinya dari banyak masalah yang dia bawa baik salah satu dari mereka bersama dengannya. Selama kencan hari ini, dia juga memperlakukannya dengan semaunya, mengungkapkan isi pikirannya tanpa keberatan, mencoba untuk memenangkan persetujuan Masatsugu.

Masatsugu bisa melihat sisi "suci" dan "kelam" Putri Shiori.

"Harapanku adalah kau bisa menebus bayaranmu di masa depan."

"Itu salah satu menyelesaikannya, tapi Putri, ada bayaran yang kau bisa berikan saat ini. Kau gadis yang sangat cantik dan memuaskanku dengan hasrat wanita—"

"!?"

"—akan jadi pilihan."

"A-Aku mengakui kalau kau benar. Ta-Tapi bagaimana bisa!?"

Shiori seketika menjadi bingung sambil mencoba sekerasnya untuk berpura-pura tenang.

"A-Aku tahu punya wajah cantik, yang sesungguhnya menarik perhatian laki-laki..."

"Apa kau punya kesadaran diri?"

"Y-Ya, Hanya saja, mengenai cinta, hubungan romantis, keadaan satu malam, hubungan fisik semata... Aku tidak berpengalaman dan tahu dalam hal itu, yang mengapa aku merasa enggan untuk menawarkan bayaran atas inisiatifku sendiri."

Shiori mengembalikan tatapan bermatabat dan tidak malu dari membuat kontak mata dengan Masatsugu.

"Mengumpamakan kau tahu aku pantas, Masatsugu-sama, a-aku rela menjadi kekasihmu. Sebagai putri keluarga kerajaan, aku mungkin sulit memasuki pernikahan resmi denganmu, tapi sebagai kekasihmu—"

"Putri, aku cuma bercanda."

"Eh......!? Masatsugu-sama!"

Masatsugu mengakui bercanda dengan wajah polos, dengan segera membuat marah Shiori. Tanpa enggan, ia mengatakan, "Aku mengerti setelah mendengarmu. Kau sangat menyadari bayaran apa yang dibutuhkan untuk tambahan dalam suatu hubungan—menggunakan metode jahat..."

"......"

"Demi mendapatkan kartu andalan yaitu "aku," kau sudah membayar harga yang sesuai, bukan?"

"Masatsugu-sama... Ini bukan sesuatu yang kau perlu kuatirkan."

Shiori tersenyum sedikit dan tidak memberikan balasan lain.

Masatsugu menemukan sangat menarik bahwa Fujinomiya Shiori adalah gadis semacam ini. Di saat yang sama, ia tidak percaya. Selama dua tahun lalu, ia tidak pernah menggoda orang lain seperti ini sebelumnya, dan sekarang, bisa membaca karakteristik putri dengan sangat wajar.

Akan nampak jika ia menjadi pasukan atau pejuang di masa lalu.

Seperti yang ia pikirkan, suara layaknya lonceng berdentang di tempat ini, datangnya pipe fox. Shiori menatap pada wajah lembut binatang itu dan ekspresinya berubah serius lagi.

"Hampir ratusan Crusade melaju kearah benteng pertahanan Suruga!?"

Dengan jelas, pertempuran Suruga tidak akan berakhir damai segera.


Balik ke Part 4

0 Comments for "Chronicle Legion: Volume 1 Chapter 3 (Part 5)"